Makalah

Makalah Pentingnya Etika Dalam Organisasi

BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang
    Berdasarkan etika dalam bermasyarakat Indonesia yang bermoral, oleh karena itu kita harus memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dan seiring berjalan maka perkembangan jaman pada saat ini, sebagian remaja dan anak muda terkadang selalu mengikuti pergaulan yang bergerak dalam bidang mayoritas atau ketenaran. Perkembangan teknologi yang semakin cepat adalah faktor utama perubahan bahasa, sikap, dan pribadi seseorang. Disini saya sebagai penulis memandang bahwa faktor perubahan teknologi tidak selamanya positif bahkan melainkan menjadi hal negative untuk masa muda saat ini. Pada sebagian budaya yang telah tercantum dalam nilai luhur dan nilai budaya.
   Pada sesungguhnya perkembangan zaman bisa juga dianggap hal negative, karena sedikitnya manusia lebih banyak berdiam diri dan menggunakan teknologi berjangka lama sehingga tidak terkadang tidak peduli dengan masyarakat. Dalam hal ini perkembangan teknologi membuat anak muda mencari uang bukan untuk menambung dimasa depan ataupun menolong sesama, akan tetapi mereka berfikir untuk membeli teknologi yang lebih cangih seperti laptop, handphone dan lain sebagainya. Dan pada dasarnya suasana pada kebudayaan Indonesia yang berdampak ppada teknologi dan pergaulan akan mengakibatkan Suasana yang negative. Oleh karena itu pendidikan dalam etika sangatlah penting dan perlu dipelajari oleh generasi muda saat ini. Pernah kita melihat ditelevisi yang lebih banyak menanyakan tentang sisi positif pada film ataupun alur jalur ceritanya.
   Karena dari itu kami sebagai penulis menjelaskan tentang dinegara ini. Salah satu didalamnya masyarakat dan organisasi. Maupun didalam sekolah, persidangan dan masyarakat. Kita harus mencontoh yang baik dan menjauhi yang buruk.
 
B. Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud dengan Etika dalam Organisasi?
  2. Apa arti dan pentingnya Etika dalam Organisasi?
  3. Apa yang dimaksud dengan Konsepsi Etika dan Moralitas?
  4. Apa saja prinsip-prinsip Etika?
C. Tujuan Penulisan
   Tujuan penulisan makalah adalah agar para pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan Etika dalam Organisasi. Apa arti dan pentingnya Etika dalam Organisasi, Apa saja Prinsip-Prinsip Etika serta apa yang dimaksud dengan Konsepsi Etika dan Moralitas.
 
BAB II
PEMBAHASAN
 
A. Etika Dalam Organisasi
    Istilah etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos” yang berati watak atau kebiasaan. Dalam bahasa sehari-hari kita sering menyebutnya dengan etika yang berati cara bergaul atau berperilaku yang baik yang sering juga disebut sebagai sopan santun. Istilah etika banyak dikembangkan dalam organisasi sebagai norma-norma yang mengatur dan mengukur perilaku professional seseorang. Kita mengenal saat ini banyak dikembangkan etika yang berkaitan dengan profesi yang disebut sebagai etika profesi seperti etika kedokteran, etika hukum, etika jurnalistik, etika guru dan sebagainya.[1]
    Etika berkaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah, betul dan tidak, bohong dan jujur. Dalam berinteraksi dengan lingkungannya orang-orang dapat menunjukkan perilaku yang dinilai baik atau buruk, benar atau salah ketika melakukan suatu tindakan. Hal tersebut yang sangat bergantung kepada nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungan di mana orang-orang berfungsi. Tidak jarang terdapat penilaian yang berbeda etika menggambarkan suatu kode perilaku yang berkaitan dengan nilai tentang mana yang benar dan mana yang salah yang berlaku secara obyektif dalam masyarakat. Dengan demikian, etika dapat di artikan sebagai berikut.
    Perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Secara lengkap etika di artikan sebagai nilai-nilai normative atau pola perilaku seseorang atau badan atau lembaga atau organisasi sebagai suatu kelaziman yang dapat diterima umum dalam interaksi dengan lingkungannya.
    Etika dalam organisasi adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan seseorang secara sadar untuk menaati ketetntuan dan norma yang berlaku dalam suatu organisasi. Hal itu terwujud dalam bentuk bagaimana seseorang melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku, menjaga informasi perusahaan dengan baik, membangun etos kerja sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan, bersikap hormat, jujur dan tanggung jawab.
   Dalam organisasi, peran individu sangat penting karena organisasi terbentuk dengan adanya sekelompok orang yang saling berinteraksi dalam mewujudkan tujuan tertentu. Interaksi antar orang atau antar kelompok yang memiliki nilai serta kepentingan dan latar belakang yang berbeda-beda akan saling mempengaruhi satu sama lain sehingga membentuk suatu nilai baru yang akan melandasi perilaku individu untuk bersama-sama mencapai tujuan organisasi.
    Kode etik menjadi landasan dalam etika berorganisasi. Di lembaga-lembaga yang survive keorganisasiannya, etika adalah sebuah nyawa. Tanpa etika, organisasi seperti kumpulan preman yang memiliki kehendak sendiri-sendiri. Organisasi tanpa aturan. Siapa kuat, dia akan menang dan mengatur sesuai dengan caranya sendiri.[2]
      Berikut adalah salah satu contoh etika dalam organisasi:
1. Melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Menjaga informasi yang bersifat rahasia.
3. Melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
4. Membangun etos kerja dan meningkatkan kinerja organisasi.
5. Menjalin kerja sama secara koorperatif dengan unit kerja yang lain terkait pencapaian tertentu.
6. Memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tuga.
7. Patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja.
8. Mengembangkan pikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka peningkatan kinerja organisasi.
9. Berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja.
 
B. Arti dan Pentingnya Etika dalam Organisasi
   Etika adalah suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seorang secara sadar untuk menaati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat atau suatu organisasi. Etika organisasi menekankan perlunya seperangkat nilai yang dilaksanakan setiap anggota. Nilai tersebut berkaitan dengan pengaturan bagaimana seharusnya bersikap dan berperilaku dengan baik seperti sikap hormat, kejujuran, keadilan dan tanggung jawab. Seperangkat nilai-nilai tersebut biasanya dijadikan sebagai acuan dan di anggap sebagai prinsip-prinsip etis dan moral.[3]
  Dalam kehidupan organisasi terdapat berbagai permasalahan yang pemecahannya mengandung implikasi moral dan etika. Ada cara pemecahan yang secara moral dan etika diterima tetapi ada juga yang tidak dipertanggungjawabkan. Cara-cara yang secara moral dan etika diterima merupakan cara yang benar dan sebaliknya cara-cara yang tidak dapat dipertanggungjawabkan disebut cara-cara yang salah.
     Dalam praktek kehidupan organisasi tidak ada tolak ukur yang mutlak tentang yang benar dan yang salah. Ini tidak terlepas dari berbagai faktor seperti agama, budaya dan sosial. Pemahaman tentang yang benar dan yang salah itulah yang mendasari perlunya etika dalam organisasi yaitu untuk membantu memberikan makna yang tepat tentang kehidupan berorganisasi.
     Beberapa alasan mengapa norma moral dan etika itu diperlukan dalam organisasi antara lain :
1. Karena etika berkaitan dengan perilaku manusia. Hal ini menyangkut aplikasi seperangkat nilai luhur dalam bertindak bagi kehidupan seseorang dan organisasi, menyangkut berbagai prinsip yang menjadi landasan bagi perwujudan nilai-nilai tersebut dalam berbagai hubungan yang terjadi antar manusia dan lingkungan hidup.
2. Agar bisa mengikuti kehidupan sosial yang tertib, manusia memerlukan kesepakatan, pemahaman, prinsip dan ketentuan lain yang menyangkut pola perilaku. Etika memberikan prinsip yang kokoh dalam berperilaku sehingga kehidupan dalam organisasi semakin bermakna. Setiap bentuk kerja sama didasarkan pada kesepakatan yang dicapai bersama.
3. Karena dinamika manusia dengan segala konsekuensinya baik bersifat norma moral maupun etika perlu dianalisa dan dikaji ulang, hal ini dimaksudkan agar tetap relevan dalam memperkaya makna kehidupan seseorang, kelompok, organisasi dan masyarakat luas yang pada gilirannya memperlancar interaksi antar manusia.
4. Pentingnya etika dalam era modern sekarang ini lebih jelas terlihat bila diingat bahwa etika menunjukkan kepada manusia nilai hakiki dari kehidupan sosial dengan keyakinan agama, pandangan hidup dan sosial. Dapat dikatakan bahwa etika berkaitan langsung dengan sistem nilai manusia, etika mendorong tumbuhnya naluri moralitas, nilai-nilai hidup yang hakiki dan memberi inspirasi kepada manusia untuk secara bersama-sama menemukan dan menerapkan nilai- nilai tersebut bagi kesejahteraan dan kedamaian umat manusia.
 
    Pentingnya etika dalam organisasi seperti contoh seorang PNS dalam lingkungan organisasi pemerintahan seorang aparatur dituntut untuk bekerjasama sebagai Abdi Negara dan Abdi Masyarakat. Secara etis seorang Aparatur Negara merasa terpanggil untuk melayani kepentingan publik secara adil tanpa membedakan kelompok, golongan, suku, agama serta status sosial. Seharusnya seorang Aparatur harus dapat menjadikan dirinya sebagai panutan tentang kebaikan dan moralitas pemerintahan terutama yang berkenaan dengan pelayanan kepada publik. Dia sentiasa menjaga kewibawaan dan citra pemerintahan melalui kinerja dan perilaku sehari-hari dengan menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang dapat merugikan masyarakat. Jadi etika pada dasarnya merupakan upaya menjadikan moralitas sebagai landasan bertindak dan berperilaku dalam kehidupan bersama.
 
C. Konsepsi (Pengertian) Etika dan Moralitas
     Pengertian Moral menurut beberapa Ahli adalah sebagai berikut :
1. Kamus Psikolohi (Chaplin, 2006). Moral ialah akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial , menyangkut hukum dan adat istiadat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
2. Hurlock (Edisi ke-6, 1990). Perilaku moral merupakan perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial. Moral sendiri artinya tata cara, kebiasaan dan adat. Perilaku moral dikendalikan konsep-konsep moral yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
3. Dian Ibung. Moral adalah nilai yang berlaku dalam suatu lingkungan sosial dan mengatur tingkah laku seseorang.
4. Maria Assumpta. Moral ialah aturan-aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia.
5. Zainuddin Saifullah Nainggolan. Moral ialah suatu tendensi rohani untuk melaksanakan seperangkat standar dan norma yang mengantur perilaku seseorang dan masyarakat. Pengertian moral ini berkaitan erat dengan akhlak manusia atau fitrah manusia yang menciptakan memang dengan kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan buruk.
6. Imam Sukardi. Moral ialah kebaikan yang disesuaikan dengan ukuran tindakan yang diterima oleh umum atau masyarakat meliputi kesatuan sosial ataupun lingkungan tertentu. Pengertian moral disini selalu berhubungan dengan adat istiadat suatu masyarakat.[4]
 
    Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, etos yang artinya kebiasaan atau adat. Istilah etika pertama kali diperkenalkan oleh Filsuf Yunani, Aristoteles lewat karyanya yang berjudul Etika Nicomachiea. Buku tersebut berisi tentang ukuran-ukuran perbuatan.
    Dari berasal katanya, etika ialah ilmu yang memperlajari tentang kebiasaan manusia. Tetapi dalam perkembangannya, Ilmu etika tidak hanya membahas tentang kebiasaan manusia saja tetapi lebih membahas tentang kebiasaan (adat) yang berdasarkan pada sesuatu yang melekat pada kodrat manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa etika adalah kebiasaan-kebiasaan dalam arti moral atau kesusilaan. Oleh sebab itu, etika sering diartikan sebagai ilmu tentang benar atau salah salam tingkah laku manusia.
    Beberapa literature mengungkapkan bahwa etika itu sendiri merupakan cabang dari filsafat yang mempelajari tentang pandangan dan persoalan yang berhubungan dengan masalah moral atau kesusilaan. Sehingganya dapat disebut bahwa Etika ialah penyelidikan yang dilaksanakan secara bijaksana atau penyelidik filosofid terhadap kewajiban-kewajiban manusia dan segala hal yang baik dan buruk.
    Secara etimologi, kata etika dan moral pada awalnya memiliki arti yang sama atau dengan kata lain sinonim. Perbedaan yang ada pada kata etika dan moral ini awalnya hanya berbeda asal katanya, yang satu berasal dari bahasa latin dan yang satunya lagi berasal dari bahasa yunani. Bila ditarik sejarah kata moral berasal dari kata moralis, mos, mores atau yang maknanya adat dan kebiasaan. Mores sendiri jika diterjemahkan ke dalam bahasa yunani artinya Etikhos yang kita tahu bahwa Etikhos merupakan asal kata yang lebih dahulu ada dari moralis.
    Secara lebih jelas perbedaannya adalah sebagai berikut :
1. Moral adalah kewajiban mutlak yang harus dimiliki oleh manusia sedangkan etika tidak mutlak tapi lebih baik jika dimiliki.
2. Etika kurang pas jika dikatakan bahwa untuk seseorang yang melakukan perbuatan baik karena etika adalah sebuah studi sedangkan moral lebih tepat karena moral lebih mengarah kesifat manusia tersebut.
3. Moral sifatnya normative-imperative sedangkan etika bersifat normative-sistematis (filosofis).
4. Kebanyakan masyarakat kelas menengah kebawah memiliki moral tapi jarang memperhatikan etika. Etika biasanya hanya dipikirkan oleh pemerintah khususnya DPR oleh karena itu mereka membuat peraturan.
 
D. Prinsip-Prinsip Etika
     Dalam peradaban sejarah manusia sejak abad keempat sebelum masehi para pemikir telah mencoba menjabarkan berbagai corak landasan etika sebagai pendoman hidup bermasyarakat. Para pemikie itu telah mengidentifikasi sedikitnya terdapat ratusan macam ide agung (Great ideas). Seluruh gagasan atau ide agung tersebut dapat diringkas menjadi enam prinsip yang merupakan landasan penting etika yaitu keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan dan kebenaran.[5]
1. Prinsip Keindahan. Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup kenikmatan rasa senang terhadap keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian, penataan ruang dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk kerja.
2. Prinsip Persamaan. Setiap manusia pada hakikatnya hak dan tanggung jawab yang sama sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar apapun.
3. Prinsip Kebaikan. Kebaikan mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat-menghormati, kasih sayang, membantu orang lain dan sebagainya. Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik karena dengan berbuat baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya. Penyelenggara pemerintahan dan pelayanan yang diberian kepada masyarakat sesungguhnya bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagi masyarakat.
4. Prinsip Keadilan. Pengertian Keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.
5. Prinsip Kebebasan. Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh karena itu, setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak melakukan tindakan yang semena-mena kepada oranglain. Untuk itu kebebasan individu disini diartikan sebagai :
-Kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan nilai. 
-KKemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksanakan pilihannya tersebut.
-Kemampuan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
 
6. Prinsip kebenaran. Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang logis atau rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran tersebut diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.
 
    Semua prinsip yang telah di uraikan itu merupakan prasyarat dasar dalam pengembangan nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan antar individu, individu dengan masyarakat, dengan pemerintah dan sebagainya. Etika yang disusun sebagai aturan hukum yang akan mengatur kehidupan manusia, masyarakat, organisasi, instansi pemerintah, dan pegawai harus benar-benar dapat menjamin terciptanya keindahanm persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan dan kebenaran bagi setiap orang.
 
 
BAB III
PENUTUP
 
A. Kesimpulan
     Etika diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau pola perilaku pada seseorang atau lembaga atau organisasi sebagai suatu kelaziman yang dapat diterima dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Moral dalam bahasa Inggris dapat diartikan sebagai dorongan dalam diri sendiri untuk melakukan atau tidak yang berkaitan dengan etika. Maka dapat dibedakan atara etika dan moral sebagai suatu sistem nilai dalam diri seseorang atau organisasi. Moralitas merujuk pada nilai-nilai yang diyakini dan menjadi semangat dalam diri seseorang atau organisasi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu sedangkan etika merupakan nilai-nilai perilaku dalam diri seseorang atau organisasi dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Dharma, Agus. Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Jakarta: Erlangga. 2005
Huda, Miftahul. Perilaku Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2005
Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : CV.Rajawali. 2012
P.Siagian, Sondang. Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi. Jakarta: Gunung Agung. 2006
 
__________________
[1] Agus Dharma, Organisasi Perilaku Struktur dan Proses, (Jakarta: Erlangga, 2005), hlm.154
[2] Miftahul Huda, Perilaku Organisasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm.63
[3] Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: CV.Rajawali, 2012), hlm.52
[4] Ibid… hlm.73
[5] Sondang P. Siagian, Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, (Jakarta: Gunung Agung, 2006), hlm.306

Baca juga: Karya Tulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *