Makalah Budaya Organisasi beserta penjelasannya
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya organisasi merupakan bagian dari kurikulum mata kuliah Teori Perilaku dan Organisasi (TPO) serta bagian dari Sumber Daya Manusia (SDM). Setiap organsasi mempunyai budayanya masing-masing yang menjadi ciri khas suatu organisasi. Budaya sebuah organisasi memegang peranan yang cukup penting dalam organisasi tersebut karena budaya yang baik akan dapat memberikan kenyamanan yang kemudian menunjang kinerja anggotanya. Sebaliknya budaya organisasi yang kurang baik atau yang kurang sesuai dengan pribadi anggotanya akan memicu penurunan kinerja setiap anggota.
Dalam hal ini banyak perusahaan yang mengubah budayanya agar dapat menunjang kemajuan perusahaan tersebut. Hal ini akan semakin membuktikan bahwa budaya suatu organisasi dapat sedemikian mempengaruhi sebuah organisasi.
Namun, dalam hal menciptakan serta menumbuhkan sebuah budaya organisasi tidak hanya bertitik tumpu pada kenyamanan anggota saja. Ada banyak faktor-faktor lainnya yang harus diperhatikan. Diperlukan pemikiran yang matang untuk dapat menciptakan, menumbuhkan dan mengembangkan budaya yang akan dapat berdampak baik bagi perusahaan.
B. Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan budaya organisasi?
- Apa saja fungsi-fungsi budaya organisasi?
- Bagian/elemen dasar budaya organisasi?
- Maksud dan hakikat dari budaya organisasi?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui tentang bagaimana budaya-budaya dalam organisasi, dan implikasinya dalam kehidupan sehari-hari dan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Pengampu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya Organisasi
Budaya berasal dari kata culture ini diadaptasi dari bahasa Latin, yaitu cult yang berarti mendiami, mengerjakan, atau memuja, dan are yang berarti hasil dari sesuatu. Warner dan Joynt (2002: 3) mengartikan budaya dari Berthon (1993) sebagai hasil dari tindakan manusia. Budaya dalam suatu organisasi merupakan karakteristik semangat atau suasana (spirit) dan kepercayaan (belief) yang dilakukan di dalam organisasi tersebut (Torrington, 1994: 31). Budaya yang ada pada suatu organisasi akan berbeda dengan organisasi lainnya. Lebih lagi organisasi yang ada pada negara yang berbeda. Oleh karena itu, kita perlu memahami perbedaan budaya antarnegara yang sangat beragam sehingga dapat mengelola perbedaan tersebut.
Menurut Kast (dalam Robins, 2005) memberikan definisi budaya organisasi sebagai sistem nilai dan kepercayaan yang dianut bersama yang berinteraksi dengan orang-orang suatu perusahaan, strukur organisasi dan sistem pengawasan untuk menghasilkan norma-norma perilaku. Sedangkan Schein (dalam Gibson et.al, 2005) mendefinisikan budaya sebagai pola dari asumsi dasar yang telah ditentukan atau dikembangkan untuk mempelajari cara-cara berintegrasi, yang telah berfungsi dengan baik yang telah dianggap baru oleh karenanya harus diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang besar untuk memikirkan, memandang dan merasa berkepentingan dengan masalah tersebut. Berbagai definisi tentang budaya perusahaan tersebut menyimpulkan betapa budaya perusahaan sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan bisnis.
B. Fungsi Budaya Organisasi
Dalam organisasi, budaya organisasi atau perusahaan memiliki berbagai fungsi. Menurut Kast dan Rosenzweig (1985: 954) mengemukakan bahwa budaya mempunyai fungsi antara lain:
1. Menyampaikan rasa identitas untuk anggota-anggota organisasi,
2. Memudahkan komitmen untuk sesuatu yang lebih besar daripada diri sendiri,
3. Meningkatkan stabilitas sosial,
4. Menyediakan premises (pokok pendapat) yang diterima dan diakui untuk pengambilan keputusan.
Sedangkan menurut Robins (1999) budaya organisasi memiliki beberapa fungsi didalam suatu organisasi, diantaranya:
1. Budaya memilik suatu peran dalam batas-batas penentu, yaitu menciptakan perbedaan antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.
2. Budaya berfungsi untuk menyampaikan rasa identitas kepada anggota-anggota organisasi.
3. Budaya mempermudah penerusan komitmen hingga mencapai batasan yang lebih luas, melebihi batasan ketertarikan individu.
4. Budaya mendorong stabilitas sistem sosial. Budaya merupakan suatu ikatan sosial yang membantu mengikat kebersamaan ornaisasi dengan menyediakan standar-standar yang sesuai mengenai apa yang harus dikatakan dan dilakukan karyawan.
5. Budaya bertugas sebagai pembentuk perilaku serta sikap karyawan.
Memperhatikan fungsi-fungsi tersebut, kita ambil kesimpulan bahwa budaya memegang peranan penting dalam mencapai tujuan organisasi. Sebagai contoh fungsi budaya yang mendorong terciptanya komitmen organisasi dan meningkatkan konsistensi sikap karyawan. Keadaan ini jelas sangat menguntungkan organisasi, dimana dari sudut pandang karyawan, budaya menjadi bemanfaat karena mengurangi keambiguan.
C. Elemen Budaya Organisasi
Elemen atau unsur budaya organisasi secara umum dapat dikategorikan menjadi dua elemen pokok, yaitu:
1. Elemen yang bersifat idealistic. Elemen idealistic secara umum biasanya tidak tertulis. Sebaliknya elemen idealistic melekat pada diri pemilik dalam bentuk doktrin, falsafah hidup, atau nilai-nilai individual para pendiri atau pemilik organisasi. Yang nantinya dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan arah tujuan dan menjalankan kehidupan sehari-hari organisasi. Ciri elemen idealistic sebagai berikut:
- Jarang mengalami perubahan karena menjadi falsafah hidup organsasi.
- Bersifat terselubung (esklusive), tidak tampak ke permukaan (hidden) dan hanya orang-orang tertentu saja (biasanya elit organisasi) yang tahu apa sesungguhnya ideologi mereka dan mengapa organisasi tersebut didirikan.
- Berupa nilai-nilai organisasi (organizational values).
2. Elemen yang bersifat behavorial. Elemen behavioral diaplikasikan dalam bentuk kebiasaan-kebiasaan atau praktik sehari-hari sebuah organisasi atau juga dalam bentuk artefak ternasuk di dalamnya perilaku para anggota organisasi dan artefak ini bisa berupa bentuk/arsitek bangunan, logo atau jargon, cara berkomunikasi, cara berpakaian, atau cara bertindak yang bisa dipahami oleh orang luar organisasi. Cirinya, yaitu:
- Mudah mengalami perubahan karena bersinggungan langsung dengan lingkungan eksternal organisasi ex. desakan lingkungan.
- Elemen yang kasat mata, muncul ke permukaan dalam bentuk perilaku sehari-hari anggotanya dan bentuk-bentuk lain seperti desain dan arsitektur organisasi.
D. Hakikat Budaya Organisasi
Budaya organisasi (Organizational Culture) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan internal organisasi, karena keragaman budaya yang ada dalam organisasi sama banyaknya dengan jumlah individu yang ada dalam organisasi. Secara garis besar, salah satu aspek kepuasan kerja diperlihatkan dari ukuran responden sikap terhadap lingkungan kerja, karena lingkungan kerja merupakan unsur lingkungan kerja yang telah disepakati bersama menjadi suatu ciri budaya diantara sesama karyawan, yang disebut sebagai budaya organisasi.
Suatu organisasi memerlukan suatu budaya yang merupakan kumpulan persepsi secara umum dari seluruh karyawan sebagai anggota organisasi, yang dijadikan sebagai suatu sistem yang menggabungkan beberapa pengertian yang secara eksplisit dianggap sebagai defenisi budaya organisasi. Untuk mendalami hakikat budaya organisasi, perlu terlebih dahulu pendalaman tentang perilaku organisasi, yang didefenisikan sebagai studi mengenai perilaku manusia didalam organisasi, yang menggunakan ilmu pengetahuan tentang bagaimana orang bertindak dalam organisasi. Perilaku organisasi ini berdasarkan analisis terhadap orang yang ditujukan bagi kemanfaatan orang (Ivan Cerich, 1996).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya organisasi merupakan nilai-nilai dan norma perilaku yang diterima dan dipahami Bersama oleh anggota organisasi sebagai dasar aturan perilaku di dalam organisasi. Setiap organisasi mempunyai budaya yang berbeda-beda. Tidak akan ada dua organisasi yang mempunyai budaya yang sama persis. Ini biasanya sangat berpengaruh pada siapa pendirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Siswanto & Sucipto, Agus. Teori & Perilaku Organisasi (Sebuah Tinjauan Integratif). Malang: UIN-Malang Press, 2008.
Gibson. L & Ivancevich. Organizations (Behavior, structure and Process), Richard D. Irwin, Inc. terjemah PT. Binarupa aksara, Jakarta, 2001.
Kotter dan Haskett. Dampak Budaya Perusahaan Terhadap Kinerja. Jakarta: PT. Prehalindo, terjemahan Benyamin Molan, 1997.
Baca juga: Karya Tulis