Makalah

Makalah Program Layanan Bimbingan Konseling

BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang
  Bimbingan merupakan salah satu bidang dan program dari pendidikan, dan program ini ditujukan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Konseling merupakan salah satu teknik dalam bimbingan, tetapi merupakan teknik inti atau teknik kunci. Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perseorangan atau kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang apapun.
 
  Pada sekolah bimbingan konseling harus berjalan efektif dan baik. Karenanya, dalam bimbingan konseling juga diperlukan suatu perencanaan dan penyusunan program bimbingan konseling yang baik, agar kegiatan bimbingan dan konseling yang terlaksana berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karenanya, penting untuk kita mengetahui pengorganisasian, tugas-tugas personal, dan administrasi bimbingan konseling dalam ruang lingkup sekolah. 
 
B. Rumusan Masalah
  Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimana Konsep Program BK di Sekolah?
  2. Bagimana Perencanaan Program BK di Sekolah?
  3. Bagaimana Penyusunan Program BK di Sekolah?
  4. Apa itu BK Komprehensif?
C. Tujuan Penulisan
  Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
  1. Untuk mengetahui bagaimana konsep bimbingan konseling di sekolah.
  2. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan program bimbingan konseling di sekolah.
  3. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan program bimbingan konseling di sekolah.
  4. Untuk mengetahui apa arti dan hakekat dari bimbingan konseling komprehensif.
BAB II
PEMBAHASAN
 
A. Konsep Program BK di Sekolah
  Bimbingan dan konseling dikenal sebagai suatu layanan untuk peserta didik di sekolah. Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bergerak dalam bidang human services. Bantuan psikologis diberikan oleh konselor atau pembimbing dengan maksud membentuk individu agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangan. (Luky Kurniawan, 2015 : 2).
 
  Bimbingan perkembangan di lingkungan pendidikan merupakan pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan agar mereka dapat memahami dirinya, lingkungan, dan tugas-tugasnya sehingga mereka sanggup mengarahkan diri, menyesuaikan diri, serta bertindak wajar sesuai dengan keadaan dan tuntutan lembaga pendidikan, keadaan keluarga, masyarakat, dan lingkungan kerja yang akan dimasukinya kelak. 
 
  Guru bimbingan dan Konseling atau konselor adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling adalah kegiatan Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor dalam menyusun rencana pelayanan bimbingan dan konseling, melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling serta melakukan perbaikan tidak lanjut memanfaatkan hasil evaluasi.
 
  Dalam hal layanan Bimbingan Konseling ada beberapa jenis layanan yakni diantaranya:
  1. Layanan Orientasi, yaitu layanan bimbingan konseling yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan bagi peserta didik baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran di lingkungan baru yang efektif dan berkarakter.
  2. Layanan Informasi, yaitu layanan bimbingan konseling yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.
  3. Layanan Penempatan dan penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, peminatan/lintas minat/pendalaman minat, program latihan, magang dan kegiatan ekstrakulikuler secara terarah, objektif dan bijak.
  4. Layanan Penguasaan Konten yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang berguna dalam kehidupan di sekolah/madrasah, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan tuntutan  kemajuan dan berkarakter-cerdas yang terpuji, sesuai dengan potensi dan peminatan dirinya.
  5. Layanan Konseling Perseorangan, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadi melalui prosedur perseorangan.
  6. Layanan Bimbingan Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji  melalui dinamika kelompok.
  7. Layanan Konseling Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami sesuai dengan tuntutan  karakter-cerdas yang terpuji melalui dinamika kelompok.
  8. Layanan Konsultasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara dari atau perlakuan yang perlu dilaksanakan  kepada pihak ketiga sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
  9. Layanan mediasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan dengan pihak lain sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
  10. Layanan Advokasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan/atau mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.  (Daryanto dan Mohammad Farid,2015:43-45).
B. Perencanaan Program BK di Sekolah
  Perencanaan program merupakan kegiatan yang direncanakan untuk mencapai sebuah tujuan. Kegiatan itu meliputi identifikasi kebutuhan konseling atau needs assessment, perumusan tujuan, pengembangan komponen program (kurikulum bimbingan, layanan responsive, perencanaan individual, dan dukungan system), penyusunan deskripsi kerja para personil pelaksana, penetapan anggaran/pembiayaan, penyiapan sarana dan prasarana, atau fasilitas yang mendukung penyelenggaraan program. (eko jati permana, 2015:146).
 
  Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling (POP BK) yang disusun oleh Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan (2016)   baik   untuk   tingkat   SD, SMP, SMA maupun   SMK membahas tiga hal penting dalam proses perencanaan program BK di sekolah. Asesmen atau analisa (need assessment/analysis) terhadap kebutuhan siswa menjadi hal pertama dan mendasari perencanaan program BK. Kemudian, perlu adanya dukungan dari unsur sekolah untuk menjamin program BK yang maksimal. Dasar perencanaan dijabarkan dan perlu ditetapkan kemudian dalam perencanaan layanan.
 
  Hal selanjutnya setelah asesmen kebutuhan dilakukan, untuk mengupayakan perencanaan program BK yang maksimal, guru BK perlu menilik dukungan unsur sekolah yang ada. Unsur sekolah yang dimaksudkan melibatkan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah yang ada. Selain itu, komite sekolah juga berperan dalam mendukung program BK sekolah. Rekan-rekan guru juga berperan mendukung program BK yang ada, karena mereka yang juga menghadapi dan memahami kondisi siswa sehari-hari dikelas. Orang tua dapat dilibatkan untuk memberikan dukungan bagi program BK juga. Upaya-upaya untuk mengumpulkan dukungan tersebut dapat diadakan melalui konsultasi, rapat, sosialisasi dan usaha persuasi lainnya. (Daniel Kurniawan, 2018:4).
 
  Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah akan berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan, apabila didukung oleh prasarana dan sarana yang memadai. Salah satu diantaranya adalah perlengkapan material yang dapat berupa sarana fisik dan sarana teknis. Guru pembimbing atau konselor sekolah akan dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, dan berhasil dalam melaksanakan tugasnya tidak mungkin akan bisa terwujud apabila tidak disediakan fasilitas fisik yang memadai. Guru pembimbing yang berpengalaman tahu dengan pasti fasilitas apa yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang efektif dan efisien.
 
  Hingga saat ini masih banyak bangunan sekolah yang belum menyediakan ruangan bimbingan dan konseling secara khusus, hal itu disebabkan karena pendirian sekolah terdahulu biasanya tidak direncanakan ruangan untuk bimbingan dan konseling sebelumnya, dan para konselor saat itu menggunakan ruangan lain yang sebenarnya tidak cocok dan tidak memadai.
 
  Program bimbingan di berbagai tahap Pendidikan sekolah sevara ideal saling berkaitan dan berkesinambungan, namun program masing-masing disetiap jenjang berbeda-beda. Perbedaan itu karena tahap perkembangan golongan orang muda berlain-lainan dan tujuan institusional pada Lembaga sekolah di berbagai jenjang Pendidikan berlainan juga.
 
C. Penyusunan Program BK di Sekolah
  Penyusunan program BK di sekolah harus merujuk kepada program sekolah dan madrasah secara umum. Selain itu penyusunan program bk disekolah harus sesuai dan berorientasi dengan kebutuhan apa yang di perlukan disekolah tersebut. Program utama disekolah adalah meyeenggrakan pendidikan dan pembelajaran disekolah hal tersebut tidak akan tercapai secara optimal tanpa dukungan pelayanan bimbingan dan konseling.
 
  Penyusunan program bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang berkesinambungan. Kegiatan ini bertujuan untuk semakin memperjelas arah suatu program bimbingan dan konseling dengan memperhatikan berbagai macam cara dan program tertentu.
1. Arah Kegiatan Bimbingan dan Konseling
a. Kegiatan bimbingan dan konseling diarahkan kepada:
  • Terpenuhinya tugas-tugas perkembangan peserta didik dalam setiap tahap perkembangan mereka.
  • Dalam upaya mewujudkan tugas-tugas perkembangan itu, kegiatan bimbingan dan konseling mendorong peserta didik mengenal diri dan lingkungan, mengembangkan diri dan sikap positif, mengembangkan arah karier masa depan.
b. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
  Secara konkret diarahkan kepada perkembangan berbagai kompetensi peserta didik, yang meliputi bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier.
2. Kompetensi dan sasaran layanan bimbingan dalam konseling
  Langkah-langkah penjabaran kompetensi yang hendak dikembangkan melalui kegiatan bimbingan dan konseling yang selanjutnya diikuti perumusanmateri pengembangan masing-masing kompetensi tersebut, kegiatan layanan dan pendukung serta penilaian untukenunjukkan kompetensi yang dimaksudkan itu adalah:
  • Perhatikan masing-masing butir tugas perkembangan untuk setiap jenjang satuan pendidikan.
  • Butir-butir tugas perkembangan tersebut diorientasikan ke dalam empat bidang bimbingan dan konseling.
  • Butir-butir tugas perkembangan yang sudah diorientasikan ke dalam kelompok bidang bimbingan tertentu selanjutnya dijabarkan ke dalam kompetensi-kompetensi yang relevan.
  • Kompetensi-kompetensi itu selanjutnya dijadikan acuan untuk menentukan materi yang akan menjadi isi layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
  • Berdasarkan materi yang ditetapkan pada langkah sebelumnya, ditetapkanlah kegiatan (layanan dan pendukung) bimbingan dan konseling yang perlu dilaksanakan, disertai proses penilaiannya.
  Materi kompetensi yang hendak dikembangkan melalui kegiatan bimbingan dan konseling sekaligus memuat materi pendidikan budi pekerti. Hasil penerapan langkah-langkah tersebut merupakan silabus kegiatan bimbingan konseling di sekolah. (fenti himawati, 2010:9).
 
D. Tahap-tahap dalam penyusunan program konseling
1. Tahap studi kelayakan
  Studi kelayakan ini mengacu pada semua refleksi tentang alasan mengapa diperlukan suatu program dan kebutuhan siswa apa yang dapat dipenuhi melalui program itu, sekaligus ditentukan garis-garis kebijakan umum yang diambil di institusi Pendidikan. Beberapa hal yang perlu dianalisis dalam studi kelayakan, seperti karakteristik diri klien, kebudayaan setempat serta kestrategisan sosial.
2. Tahap penyusunan tujuan program bimbingan dan konseling
  Tujuan program BK tidak lain adalah agar kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif, efisien, serta hasil-hasilnya dapat dinilai.
3. Tahap menentukan lingkup program
  Tahap ini merupakan tahap yang memberikan layanan pada program bimbingan dan konseling.
4. Tahap konsultasi usulan program bimbingan dan konseling
  Agar layanan bimbingan konseling diterima diberbagai pijak, ada baiknya program bimbingan dan konseling yang telah tertuang dalam perencanaan perlu dikonsultasikan oleh berbagai pihak baik ahli konselor atau pejabat-pejabat dalam masyarakat.
5. Tahap penyediaan fasilitas
  Tempat atau fasilitas bimbingan dan konseling selama ini menjadi suatu hal yang eksklusif di beberapa institusi terutama pada institusi Pendidikan. Oleh karena itu, penyediaan fasilitas bimbingan dan konseling selain merupakan kewajiban juga harus diimbangi dengan pencitraan fasilitas itu sendiri sebagai tempat yang “baik”.
6. Tahap penyediaan anggaran
  Penganggaran biaya merupakan hal yang cukup sensitive dan cukup rumit untuk diterapkan dan terkadang sulit dirasionalkan. Sebenarnya, penyediaan anggaran bersifat vital karena berhubungan dengan optimalisasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
7. Tahap implementasi program bimbingan dan konseling
  Implementasi program adalah tahap melaksanakan semua jenis layanan dan kegiatan yang sudah dirancang. Dalam implementasi program bimbingan dan konseling, para konselor dan guru pembimbing memegang peranan yang sangat penting.
 
E. Bimbingan Konseling Komprehensif
  Model bimbingan komprehensif di sekolah lanjutan adalah suatu konsep dasar bimbingan yang berasumsi sebagai berikut.
  1. Program bimbingan merupakan suatu kebutuhan yang mencangkup berbagai dimensi yang terkait dan dilaksanakan secara terpadu, kerjasama antara Personal bimbingan dan personal sekolah lainnya, keluarga, serta masyarakat.
  2. Layanan bimbingan ditujukan untuk seluruh siswa, menggunakan berbagai strategi (pengembangan pribadi dan dukungan sistem), meliputi ragam dimensi (masalah, setting, metode, dan lama waktu layanan).
  3. Bimbingan bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi siswa secara optimal, menjaga terhadap timbulnya masalah, dan menyelesaikan masalah siswa.
  4. Model bimbingan ini berpandangan bahwa manusia itu merupakan satu kesatuan pengaruh terhadap bagian dari seorang manusia akan mempengaruhi keseluruhannya pada diri setiap individu terdapat tenaga yang mendorongnya untuk tumbuh dan berkembang secara positif ke arah yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan dasar individu tersebut. (Achmad Juntika Nurihsan, 2011:41).
  Bimbingan dan komprehensif merupakan sistem kegiatan yang dibuat guna membantu klien dalam mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin. Namun dalam prosesnya, siswa tidak selalu mengalami perkembangan yang baik. Terkadang sifatnya fluktualitatif atau tidak stabil. Oleh karena itu, siswa perlu diberikan layanan bimbingan dan konseling yang komprehensif dalam perekembangannya.
 
  Ruang lingkup bimbingan dan konseling komprehensif tidak hanya berorientasi pada peserta didik sebagai pribadi saja, tetapi semua aspek kehidupan siswa sejak usia dini sampai usia remaja (SMA/SMK) bahkan sampai dengan masyarakat. Fokus utamanya adalah teraktualisasinya potensi peserta didik dan mencapai perkembangan optimal sehingga peserta didik dapat meraih sukses di sekolah maupun masyarakat.
 
  Titik berat bimbingan dan konseling komprehensif adalah mengarahkan peserta didik agar mampu mencegah berbagai hal yang dapat menghambat perkembangannya. Selain itu, melalui hal preventif peserta didik mampu memutuskan dan memilih tindakan-tindakan tepat yang dapat mendukung perkembangannya. 
 
  Agar pelaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka kita harus memahami lima premis dasar bimbingan dan konseling komprehensif. Menurut Gysbers dan Hennderson (2006:28) lima premis tersebut adalah:
Tujuan bimbingan dan konseling bersifat kompatibel dengan tujuan pendidikan. Fokus utama layanan bimbingan dan konseling adalah mengawal perkembangan peserta didik agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi mandiri dan lebih optimal. Program bimbingan dan konseling harus dikendalikan oleh kepemimpinan yang memiliki visi dan misi yang kuat mengenai bimbingan dan konseling. (Sutirna 2013:66).
 
BAB III
PENUTUP
 
A. Kesimpulan
  Bimbingan Konseling sebaiknya harus ada di setiap sekolah, karena bimbingan konseling itu sendiri sangat berguna bagi diri siswa ataupun siswanya. Bimbingan konseling yang baik harus dipersiapkan secara matang sebelumnya. Sehingga kegiatan konseling yang berjalan dapat lancar dan efisien. 
  Dalam setiap semua kegiatan yang akan terus dilakukan diperlukannya perencanaan dan penyusunan dari  apa yang akan dilakukan dalam kegiatan  yang akan di laksanakan di sekolah itu tersebut. Sehingga memungkinkan seorang konselor akan merasa mudah dengan adanya perencanaan dan penyusunan program ketika sedang dihadapkan dengan siswa yang mempunyai masalah ataupun untuk  mengembangkan jati diri seorang siswa  di sekolah itu sendiri. 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, Luky. 2015. Pengembangan Program Layanan Bimbingan dan Konseling komprehensif di SMA.  Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 1 No. 1 (Diakses pada tanggal 13 Mei 2019, Pukul 06:10)
Daryanto dan Farid, Muhammad. Bimbingan Konseling. Yogyakarta. Gava Media, 2015.
Permana, eko jati. 2015. Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling di Madrasah Aliyah
Negeri 2 Banjarnegara. Jurnal psikopedagogia vol.4 no.2 (diakses pada tanggal 13 mei 2019, pukul 20:00)
Kurniawan, daniel. 2018. Perencanaan dan Perancangan Program BK. (diakses pada tanggal 13 mei 2019, pukul 20:30)
Hikmawati, fenti. bimbingan konseling. Jakarta: rajawali pres, 2010.
Nurihsan, achmad juntika. Bimbingan dan konseling dalam berbagai latar kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama, 2011.
Sutirna. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta. CV. Andi Offset, 2013.

Baca juga: Karya Tulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *