Makalah

Makalah Proses Masuknya Peradaban Islam ke Eropa

BAB I 
PENDAHULUAN 
 
A. Latar Belakang 
    Suatu hal yang wajar jika kebudayaan yang mundur akan belajar dari kebudayaan yang maju. Adalah alami jika suatu kebudayaan yang terbelakang mengadopsi kebudayaan yang lebih maju. Tidak ada kebudayaan di dunia ini berkembang tanpa proses interaksi dengan kebudayaan asing. Ketika peradaban islam unggul dibanding peradaban Eropa, misalnya mereka telah meminjam konsep konsep penting dalam islam, akan tetapi tidak berarti bahwa semua kebudayaan dapat mengambil semua konsep dari kebudayaan lain setiap kebudayaan memiliki identitas nilai konsep dan ideologi nya sendiri-sendiri yang disebut dengan word view, pandangan hidup. 
    Kebudayaan dapat meminjam konsep-konsep kebudayaan lain karena memiliki pandangan hidup. Namun suatu kebudayaan tidak dapat meminjam sepenuhnya (mengadopsi) konsep-konsep kebudayaan lain, sebab dengan begitu ia akan kehilangan identitasnya. Peminjaman konsep dari suatu kebudayaan mengharuskan adanya proses integrasi dan internasionalisasi konseptual. Namun, dalam proses itu, unsur-unsur pokoknya berperan sebagai filter yang menentukan diterima tidaknya suatu konsep. Hal ini berlaku dalam sejarah pemikiran dan peradaban islam, yaitu ketika islam meminjam khazanah pemikiran Yunani, India, Persia, dan lain-lain. Pelajaran yang penting dicatat dalam hal ini bahwa ketika para ulama meminjam konsep-konsep asing, mereka berusaha mengintegrasikan konsep asing kedalam pandangan hidup islam. Memang, proses ini tidak bisa berlangsung sekali jadi. Perlu proses koreksi mengoreksi dan itu berlangsung dari generasi ke generasi. 
   Di era modern dan post-modern sekarang ini, pemikiran dan kebudayaan barat mengungguli kebudayaan-kebudayaan lain, termasuk peradaban islam. Namun, tradisi pinjam meminjam yang terjadi telah bergeser menjadi proses adopsi, yang kini mengambil penuh konsep-konsep asing khususnya barat tanpa proses adaptasi atau integrasi. 
    Dalam konteks pembangunan peradaban islam sekarang ini proses adaptasi pemikiran merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakan. Namun, sebelum melakukan hal itu diperlukan suatu kemampuan untuk menguasai pandangan hidup islam sekaligus barat, esensi peradaban islam dan kebudayaan barat. Dengan demikian, seorang cendikiawan dapat berlaku adil terhadap keduanya. 
 
B. Rumusan Masalah 
  1. Bagaimana proses masuknya peradaban islam ke Eropa? 
  2. Apa saja aspek-aspek islam yang dikembangkan di Eropa/Barat? 
  3. Apa dampak kemajuan Eropa/Barat dalam dunia islam? 
  4. Bagaimana sikap umat islam dalam menghadapi kemajuan Eropa/Barat? 
C. Tujuan Penulisan 
    Penulis menyusun makalah ini sebagai pemenuh tugas dari mata kuliah Studi Islam serta melatih kemampuan kami dalam berkarya dan berfikir kritis terhadap ilmu pengetahuan. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana proses masuknya peradaban islam ke Eropa. 
 
BAB II 
PEMBAHASAN 
 
A. Proses Masuknya Peradaban Islam ke Eropa 
    Para sejarawan sepakat bahwa proses masuknya peradaban Islam ke Eropa, melalui empat jalur yakni sebagaimana Mun’im Majid katakan sebagai berikut:[1]
1. Melalui Andalusia (Spanyol)
    Sebagian besar pengaruh kebudayaan Islam di Eropa terjadi akibat adanya ekspansi kaum muslimin atas Spanyol dan Sisilia. Bangsa arab selama 8 abad lamanya menempati daerah ini. Kemudian dari sinilah peradaban Islam menyebar ke tempat-tempat yang berbeda. Seperti: di Kordova, Sevilla, Granada, Toledo. Penduduk Andalusia (Spanyol) mayoritas menganut ajaran masehi, yang kemudian terpecah dengan datangnya peradaban arab. Bahkan mereka ganti bahasa mereka dengan berbicara dengan bahasa arab. Islam memainkan peranan yang sangat besar selama hampir 8 abad, dan dari Spanyolah peradaban Islam menyebar ke Eropa 
   Pembukaan Eropa berawal pada 711 semasa kepemimpinan Dinasti Umayyah. Seorang sahabat Rasul, Thariq bin Ziyad, yang memimpin pasukan Muslim dan berhasil membuka Eropa. Dia diutus ke sana oleh Musa Bin Nushair, seorang gubernur Afrika Utara.[2]
    Bersama tujuh ribu pasukan, Thariq berangkat dari Afrika Utara menuju sebuah kawasan dekat gunung yang kemudian dinamakan Jabal (Gunung) Thariq, saat ini disebut dengan Gibraltar. Ia pun dengan mudah menguasainya. Dari Gibraltar inilah kekuasaan Muslim kemudian meluas ke seluruh semenanjung Iberia. 
    Semenanjung Liberia saat itu dikuasai Kerajaan Visigothik di Hispania sejak abad kelima. Pada 710, Raja Kerajaan Visigoth, Witiza, meninggal dunia. Namun, anak-anak yang disiapkan sebagai penggantinya tak mampu berkuasa. 
    Alhasil, seorang kerabat jauh kerajaan Rodrigo mengambil alih melalui beberapa perebutan dan pemberontakan. “Rodrigo tidak memiliki waktu untuk memantapkan kekuasaannya sebelum masuknya pasukan Muslim. Tariq juga memiliki alasan yang lebih mendesak untuk merencanakan invasinya,” ujar Kennedy. 
    Dengan mengalahkan Rodrigo, maka Thariq membawa Muslimin memasuki Eropa dengan mudah. Bahkan, menurut Hitti, setelah kemenangan atas Rodrigo, pasukan Muslimin berjalan melintasi kota-kota Spanyol dengan cukup mudah dan hampir tak mendapatkan perlawanan berarti. 
    Tak butuh waktu lama untuk Thariq menguasai Spanyol. Kota demi kota dibuka oleh pasukan Muslimin. Disebutkan Hitti, sejak berlayar pertama kali menuju Eropa pada musim semi 711, Thariq mampu menguasai separuh Spanyol hingga akhir musim panas. 
 
2. Melalui Sisilia 
    Peradaban Islam masuk di dunia Barat melalui Sisilia, dimana bangsa Arab menaklukkan Sisilia di masa akhir dinasti Aghalibah yang berdiri di Afrika (Sekarang Tunisia dan Al-Jazair) di era Abbasiyah yaitu di pertengahan abad 3 hijriah atau 10 Masehi dan paska Romawi menyerang daerah-daerah Islam. Dan pendudukan Arab atas Sisilia tidak berlangsung lama seperti pendudukan atas Spanyol. Pada pertengahan abad ke-18, 
    Dengan kehadiran Arab di Spanyol dan Sisilia inilah, secara perlahan menemukan jalur masuknya peradaban Islam di Eropa Barat secara matang. 
 
3. Melalui datangnya orang-orang salib di Timur Islam 
    Kemudian peradaban islam masuk ke Eropa adalah datangnya orang-orang Salib di Timur Islam, yang walaupun kehadiran ini bukanlah persoalan penting Menuntut reaksi besar-besaran kecuali dari wilayah-wilayah tetangga yang dekat dengan wilayah kaum muslim itu sendiri. Ekspansi atas Spanyol dan Sisilia memberi arti bahwa suatu waktu Islam hadir di daerah pinggiran Kristen Latin, yang kemudian memberi reaksi menjadikan munculnya gerakan perang salib pada abad ke-11. Hal ini bisa dianggap sebagai reaksi yang besar terhadap kehadiran Islam, tetapi pusatnya justru di bagian Utara Perancis, yang jauh kontaknya secara langsung di Negara-negara Islam. 
    Selama perang salib inilah proses interaksi peradaban pun terjadi yang kemudian memberi pengaruh bagi masing-masing pihak atau lebih tepatnya penerimaan orang-orang Eropa atas corak-corak kebudayaan Islam. Proses ini juga ditopang oleh keterampilan dan ketangguhan orang-orang Arab dalam bidang perdagangan. 
 
4. Pertukaran perniagaan antara timur dan barat melalui Mesir. 
  Sebagian besar sejarawan mengatakan, peristiwa ini terjadi sejak datangnya bangsa Fathimiah di Mesir dan menjadikan Mesir sebagai pusat politik, perdagangan dan kebudayaan. Karena itu penyerangan Mongol di Irak menjadikan Mesir sebagai ka’bah peradaban Islam di era dinasti Mamalik sebagaimana dikatakan Ibnu Khaldun bahwa munculnya peradaban di Mesir dengan kembalinya peradaban Islam sejak ribuan tahun yang lalu. Maka muncullah di Mesir gerakan Ilmu dan seni yang menjadikan para penuntut ilmu datang dari Timur dan Barat. Ibnu Khaldun melanjutkan dengan perkataannya “Saya tidak melihat Mesir kecuali sebagai induknya Ilmu, wadahnya Islam dan sumber ilmu serta pusat perniagaan”. 
    Bukti Peradaban Islam di Eropa, hal ini dapat dirasakan dengan munculnya berbagai buku yang diterjemahkan dari bahasa arab ke bahasa latin, bahasa Thalia dan Ibrani. Buku-buku tersebut memenuhi perpustakaan Eropa di era-era awal. Dengan kata bahwa keberlangsungan peradaban ini dengan adanya penerjemahan besar-besaran dari bahasa Arab ke bahasa latin 
 
B. Sejarah masuknya Ilmu dari Dunia Islam Ke Eropa dan Barat 
     Sebagaimana tercatat dalam sejarah bahwa pada pemerintahan Bani umayyah, islam telah menguasai Afrika Utara, benua Eropa (711 M) Maroko dan al-Jazair, spanyol, kordova, Seville, elvire, dan Toledo. Bahkan pada masa khalifah umar bin Abdul aziz, serangan dilakukan ke perancis melalui penggunaan piranee. 
    Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah spanyol hingga jatuhnya kerajaan islam terakhir disana, Islam memainkan peranan yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari tujuh setengah abad, dari tahun 711 M. hingga 1492 M. Rentang waktu yang amat sangat panjang tersebut telah berpengaruh pada proses kemajuan ilmu pengetahuan didunia barat. Jarak Antara spanyol dan Negara-negara barat yang relative dekat telah banyak membantu para ilmuan barat dalam melakukan adopsi kebudayaan dan penerjemahan karya-karya gemilang intelektual muslim yang pernah ada. 
    Analisis lain yang bisa dikedepankan tentang masuknya ilmu agama islam ke negara barat juga didukung oleh lahirnya lembaga-lembaga pendidikan tinggi pada abad ke-12 yang secara otomatis akan memainkan peran dalam melakukan proses penelitian dan penerjemahan karya intelektual dan keilmuan islam kedalam bahasa latin. 
    Penyebaran tradisi pendidikan islam ke eropa barat sudah terjadi menjelang tahun 1.100, akan tetapi banjir ilmu pengetahuan yang sesungguhnya baru terjadi pada abad ke-12. Peran penting dalam penyebaran ilmu pengetahuan di eropa juga tidak lepas dari adanya pengaruh ibnu Rusd (1120-1198). Dia melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berfikir. Ia mengulas pemikiran aristoteles dengan cara memikat minat semua orang yang berfikiran bebas. Ibnu rusd mengedepankan sunatullah menurut pengertian islam terhadap pantheisme dan antrophoimorphisme kristen. Nama ibnu rusyd cukup punya peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan di eropa lahir gerakan Averroeisme (ibn Rusyd-me) yang menuntut kebebasan berfikir. 
  Pengaruh ilmu islam atas eropa menimbulkan gerakan-gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusaka yunani di eropa pada abas ke-14 M. Dengan demikian, proses penyebaran ilmu pengetahuan islam di eropa juga tidak bisa lepas dari adanya proses penerjemahan bahasa arab ke bahasa Latin yang banyak dilakukan para pemuda Eropa. 
    Cara berfikir rasional dan kesungguhan mereka dalam ilmu pengetahuan telah membawa kondisi eropa yang cukup gemilang saat ini. Perkembangan aliran Mu’tazilah, sebagai aliran yang bercorak rasional yang pernah terjadi pada masa al-Ma`mamun telah berdampak pada proses kemajuan ilmu pengetahuan yang tidak dikhotomis. Pada saat itu, ilmu tidak lagi terklasifikasi menjadi ilmu agama islam yang bersifat profan dan ilmu pengetahuan umum yang bersifat nisbi. Ilmu pengetahuan adalah satu kesatuan utuh, sebagaimana konsep tauhid dalam mengimani Allah SWT. Karena pada dasarnya ilmu pengetahuan agama yang bersumber pada wahyu dan ilmu pengetahuan umum yang berlandaskan nalar sehat manusia, tidak ada pertentangan antar keduanya. Agama berasal dari tuhan, begitupun juga kebenaran akal manusia. 
    Pada bad pertengahan tepatnya abad ke-12 kondisi ini pun ternyata berbalik arah. Eropa yang dulu belajar banyak terhadap kaum muslimin, ternyata pada abad sekarang dimana kondisi umat islam sedang dalam masa kemunduran, kaum muslimin harus belajar kembali pada eropa yang saat ini hampir menguasai seluruh bidang ilmu pengetahuan umum. 
 
C. Aspek-Aspek Islam yang dikembangkan di Eropa Barat 
1. Kota dan Seni Bangunan[3]
    Ketika al-Dakhil berkuasa, Cordova menjadi ibukota negara. Ia membangun kembali kota ini dan memperindahnya, serta membangun benteng di sekeliling kota dan istananya. Supaya kota ini mendapatkan air bersih, digalinya danau yang airnya didatangkan dari pegunungan. Air danau itu selain dialirkan melalui pipa ke istana dan rumah-rumah penduduk, juga disalurkan melalui parit-parit ke kolam-kolam dan lahan-lahan pertanian. Peninggalan al-Dakhil yang hingga kini masih tegak berdiri adalah Masjid Jami Cordova, didirikan pada tahun 170/786 dengan dana 80.000 dinar. Dalam tahun 177/793 Hisyam I menyelesaikan bagian utama masjid ini dan menambah menaranya. Al-Ausath, al-Nashir, al-Mustanshir dan al-Manshur, memperluas dan memperindahnya, sehingga menjadi masjid paling besar dan paling indah pada masanya. 
    Sepeninggal al-Dakhil Cordova terus berkembang dan menjadi salah satu kota terkemuka di dunia. Hisyam I memugar kembali jembatan tua yang dibangun oleh al-Khaulani, di samping menambah bangunan-bangunan megah dan taman-taman yang indah. Pemugaran selanjutnya dilakukan oleh al-Muntanshir dan al-Manshur. Perkembangan paling pesat terjadi pada masa al-Muntanshir dan al-Manshur. Pusat kota yang dikelilingi oleh dinding tembok dengan tujuh pintu gerbangnya, pada waktu itu sudah berada di tengah, karena berkembangnya daerah pinggiran di sekitarnya. Kebanggaan Cordova tidak lengkap tanpa al-Qashar al-Kabir, al-Rushafa, Masjid Jami Cordova, al-Zahra dan al-Zahirah. 
    Al-Qashar al-Kabir adalah kota satelit yang dibangun oleh al-Dakhil dan disempurnakan oleh beberapa orang penggantinya. Di dalamnya dibangun 430 gedung yang di antaranya merupakan istana-istana megah. Rushafah adalah sebuah istana yang dikelilingi taman yang luas dan indah, yang dibangun oleh al-Dakhil di sebelah barat laut Cordova. 
    Dalam tahun 325/936 al-Nashir membangun kota satelit dengan nama salah satu selirnya, al-Zahra, di sebuah bukit di pegunungan Sierra Morena, sekitar tiga mil di sebelah utara Cordova. Pembangunan kota ini memakan waktu sekitar 40 tahun dan baru selesai pada masa al-Muntashir. Selain membangun al-Zahra, al-Nashir membangun saluran air yang menembus gunung sepanjang 80 kilometer. 
    Pada tahun 368/978 al-Manshur membangun kota al-Zahirah di pinggir al-Wadi al-Kabir, tidak jauh dari Cordova. Di dalamnya dibangun istana besar dan indah tempat kediaman al-Manshur, gedung-gedung pemerintahan, gudang makanan dan gudang senjata, tempat tinggal para menteri, perwira militer dan pegawai tinggi lainnya. Sebagaimana halnya menteri al-Zahra, al-Zahirah dilengkapi taman-taman indah, pasar-pasar, toko-toko, masjid-masjid dan bangunan umum lainnya. 
 
2. Bahasa dan Sastra Arab 
    Berbicara tentang perkembangan bahasa Arab di Andalusia, tidak mungkin melupakan tokoh besar Ali al-Qali. Ia dibesarkan dan menimba ilmu Hadis, bahasa, sastra, Nahwu dan Sharf dari ulama-ulama terkenal di Baghdad. Pada tahun 330/941 ia tiba di Cordova atas undangan al-Nashir, lalu ia menetap disana dan mengembangkan ilmunya sampai wafat pada tahun 358/969. Ia banyak meninggalkan karya tulis yang bernilai tinggi, yang terkenal diantaranya adalah al-Amali dan al-Nawadhir. 
    Sejalan dengan perkembangan bahasa Arab, berkembang pula kesusastraan Arab yang dalam arti sempit disebut adab, baik dalam bentuk puisi maupun prosa. Diantara jenis prosa adalah khithabah, tarassul maupun karya fiksi lainnya. Beberapa contoh khithabah dari Andalusia termuat dalam Nafh al-Thayyib min Ghushn al-Andalus al-Rathib karya al-Maqarri, dan dalam Qala’id al0Iqyan fi Mahasin al-A’yan buah pena al-Fath ibn Khaqan. 
    Sebagaimana halnya di Timur, jenis syair yang berkembang di Andalusia adalah madah, ratsa, ghazal, khimar, washf, himasah, hija, zuhd dan hikmah. Sebelum Islam masuk ke Andalusia, orang Spanyol suka berseloka. Kedatangan Islam telah memperluas seloka-seloka Spanyol yang tidak beraturan itu, sehingga lahir muwasysyah, dan muwasysyah ini melahirkan zajal. 
    Diantara sastrawan terkemuka Andalusia adalah Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih, lahir di Cordova 246/860. Ia menekuni ilmu kedokteran dan musik, tetapi kecenderungannya lebih banyak kepada sastra dan sejarah. Sebagian besar karya syairnya sudah hilang, sedangkan yang berupa prosa ia tuangkan dalam karyanya yang diberi nama al-‘Aqd al-Farid. Ia wafat dalam keadaan lumpuh pada tahun 328/940. 
 
3. Musik dan Kesenian 
    Seirama dengan perkembangan syair, berkembang pula musik dan seni suara. Dalam hal ini tidak bisa dikesampingkan jasa besar Hasan ibn Nafi’ yang lebih kenal dipanggil dengan panggilan Ziryab. Ia seorang maula dari Irak, murid Ishaq al-Maushuli seorang musisi dan biduan kenamaan di istana Harun al-Rasyid. Ziryab tiba di Cordova pada tahun pertama pemerintahan Abd al-Rahman II al-Ausath. Keahliannya dalam seni musik dan tarik suara, pengaruhnya masih membekas sampai sekarang, bahkan dianggap sebagai peletak dasar dari musik Spanyol modern. Tidak diingkari, baik oleh sarjana Barat maupun Timur, bahwa orang Arab pula yang memperkenalkan not: do, re, mi, fa, sol, la, si. Bunyi-bunyi itu diambil dari huruf-huruf Arab: Dal, Ra, Mim, Fa, Shad, Lam, Sin. 
 
4. Sains 
    Abbas bin Fama termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ia orang yang pertama kali menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim bin Yahya al-Naqqas terkenal dalam ilmu astronomi. Beliau dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Selain itu, dia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari. Dia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. 
    Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian Barat melahirkan banyak pemikir terkenal. Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batutah dari Tangier (104-1337 M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn Khaldun (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tum adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol yang kemudian pindah ke Afrika. 
 
5. Bidang Kesehatan 
  Pada akhir abad ke 7M, Khalid bin Yazid merupakan yang pertama dalam sejarah kekhalifahan umat Islam yang belajar ilmu kesehatan kepada John dan beliau juga belajar kimia kepada Marrinos dari Yunani. Ahad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umi al-Hasan bin Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafizh adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita. 
 
D. Dampak Kemajuan Eropa/Barat bagi Dunia Islam 
    Faktor utama yang menarik kehadiran kekuatan-kekuatan Eropa ke negeri-negeri islam adalah ekonomi dan politik. Pada penghujung abad ke-19 dan awal abad ke-20, terobosan kekuasaan pihak Eropa terhadap dunia Islam meluas sejak dari Maroko ke Indonesia. Kehadiran militer dan ekonomi memuncak dalam dominasi politik luar negeri dari Negara-negara Eropa itu. Pada saat itu kesadaran umat islam bangkit dimana pihak islam masih mampu mempertahankan kekuasaan sendiri, walaupun belum sepenuhnya. Oleh karena itu, untuk memulihkan dan membangkitkan kekuatannya kembali, maka dilakukanlah gerakan pembaharuan dalam semua bidang, termasuk dalam bidang politik. Pembaharuan tersebut didorong oleh dua faktor; pertama, pemurnian ajaran islam dari unsur-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran islam dan menimba gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari Barat. Kedua, pembaharuan dalam masalah politik, karena islam memang tidak bisa dipisahkan dengan politik. 
    Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir disana, Islam memainkan peran yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari tujuh setengah abad dari tahun 711 M hingga 1492 M. Rentang waktu yang sangat panjang tersebut telah berpengaruh pada proses kemajuan ilmu pengetahuan di dunia Barat. Penyebaran tradisi pendidikan islam ke Eropa/Barat sudah terjadi menjelang 1.1000, akan tetapi banjir ilmu pengetahuan yang sesungguhnya pada abad ke-12. Peran penting dalam penyebaran ilmu pengetahuan di Eropa juga tidak lepas dari adanya pengaruh Ibnu Rusd (1120-1198). Pengaruh ilmu islam atas Eropa menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14. 
 
E. Sikap Islam dalam Menghadapi Kemajuan Eropa/Barat 
    Apapun motif, model, dan pihak yang terlibat konflik, realitas dunia yang penuh konflik menimbulkan bencana kemanusiaan yang dahsyat, dimana negara-negara berkembang termasuk Muslim adalah korbannya. Konflik yang dipicu oleh semangat imperialisme telah membuat jurang yang semakin lebar antara kelompok dominan dan yang didominasi. Dunia tentu tidak boleh terlalu lama dibiarkan terpolarisasi atas dua kelompok itu, di mana kelompok dominan sebagai the first class, bisa berbuat sewenang-wenang atas kelompok yang didominasi. Jalan keluar dari kemelut ini ada dua yang ditawarkan beberapa kalangan, dialog atau melawan hegemoni. 
     Dialog adalah model penyelesaian yang dinilai paling sedikit menanggung resiko. Dialog ini mengasumsikan antara pihak yang terlibat konflik (Barat dan non-Barat –Islam-) berada dalam posisi yang sejajar untuk mau saling mengerti satu sama lain. Negara-negara Barat harus mau mengakhiri sikap imperialis dalam segala bentuknya, termasuk proyek-proyek pos-kolonialismenya, dan mulai membangun relasi setara dan bersahabat. Kerjasama dan partisipasi hanya akan bermakna bila didasarkan keseimbangan kepentingan dan bebas dari hegemoni. 
  Orang yang mengidealkan cara dialog untuk menyelesaikan konflik peradaban atau kepentingan mungkin lupa bahwa syahwat hegemoni Barat adalah sesuatu yang sudah laten dalam tradisi relasi Barat non-Barat. Keinginan untuk mengajak Barat bersikap lebih adil adalah utopia di tengah nafsu serakah Barat yang ingin menguasai dunia. Setelah cara dialog adalah model utopis, maka jalan lain yang tidak boleh dihindari oleh negara-negara non- Barat (berkembang atau Muslim) adalah melawan hegemoni itu dengan potensi kekuatan yang ada. Cara melawan hegemoni yang paling fundamental adalah bersikap kritis terhadap berbagai pengetahuan yang dikembangkan oleh dan untuk kepentingan Barat. Sikap yang terlalu adaptatif umat Islam Islam terhadap yang datang dari Barat hanya akan semakin mengukuhkan hegemoni Barat di dunia Muslim. Umat Islam yang secara sukarela belajar demokrasi, lalu mengintegrasikan dalam ajaran Islam dan menerapkan dalam kehidupan politik adalah salah satu bentuk menerima untuk dijajah. Belum lagi ketika belajar dan menerima peradaban, modernitas, dan civil society hampir tanpa reserve. Padahal menurut James Petras dan Henry Veltmeyer (2002: 217), wacana tentang itu semua sesungguhnya dipakai untuk melegitimasi perbudakan, genocide, kolonialisme, dan semua bentuk eksploitasi terhadap manusia. 
 
BAB III 
PENUTUP 
 
A. Kesimpulan 
    Proses masuknya islam ke Eropa/Barat diawali dengan penaklukkan Andalusia dibawah kepemimpinan Musa bin Nushair dengan dibantu Thariq bin Ziar. Kemudian kedatangan islam ke Negara-negara Eropa/Barat seperti Belanda, Inggris, Belgia, Perancis, Jerman, Portugal, dan lain-lain. Selain itu proses masuknya islam ke Eropa/Barat juga melalui perniagaan Antara Timur dan Barat. Masuknya islam ke Eropa/Barat telah mempengaruhi aspek-aspek peradaban disana. Seperti aspek kota seni dan bangunannya dengan masjid, istana, taman, dan sebagainya yang masih bisa di lihat saat ini. Selain aspek tersebut masih ada aspek lainnya seperti aspek bahasa dan sastra Arab, music dan kesenian, sains dan bidang kesehatan. 
     Kemajuan Eropa/ Barat juga telah mempengaruhi dunia islam. Diantara pengaruh tersebut adalah adanya gerakan pembaharuan yang didorong oleh dua faktor yaitu: pemurnian ajaran islam yang dipandang sebagai penyebab kemunduran islam dan pembaharuan dalam masalah politik. Hal ini menyebabkan umat islam bersikap kritis terhadap berbagai pengetahuan yang dikembangkan oleh dan untuk kepentingan barat. 
 
 
DAFTAR PUSTAKA 
Nata, Abuddin. Integrasi ilmu agama dan umum. Tangerang: UIN jakarta press. cetakan ke-1 
 
 
__________________
[1] http://kutaradja92.blogspot.com/2013/11/awal-mula-masuknya-islam-di-eropa-barat.html 
[2] https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/dunia/18/02/11/p3xuzd313-penaklukan-spanyol-paling-dramatis-sepanjang-sejarah-islam 

Baca juga: Karya Tulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *