MakalahManajemen

Makalah Kepemimpinan Pendidikan

BAB I 
PENDAHULUAN 
 
A. Latar Belakang 
    Pada hakikatnya setiap manusia adalah pemimpin yang kelak akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Manusia sebagai pemimpin minimal harus mampu memimpin atau mengatur dirinya sendiri. Setiap organisasi harus ada pemimpinnya, yang secara ideal dipatuhi dan disegani bawahannya. Organisasi tanpa pemimpin akan kacau balau. Oleh karena itu harus ada seorang pemimpin yang memerintah dan mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan individu, kelompok, dan organisasi. 
  Kepemimpinan merupakan salah satu topik terpenting dalam mempelajari dan mempraktikkan manajemen sehingga Gibson, et al., (2009) menyebutkan fungsi manajemen (POLC), yaitu Planning, Organizing, Leading, dan Controlling. Alasannya dengan melalui POLC para pemimpin dapat mengarahkan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian dengan baik. 
    Bab ini membahas tentang pengertian kepemimpinan, perbedaan manajemen dengan kepemimpinan, unsur-unsur kepemimpinan, macam-macam kepemimpinan, perilaku kepemimpinan, serta kepemimpinan dalam pendidikan. 
 
B. Rumusan Masalah 
  1. Apa pengertian dari kepemimpinan? 
  2. Jelaskan perbedaan manajemen, manager, dan kepemimpinan? 
  3. Jelaskan unsur-unsur kepemimpinan? 
  4. Jelaskan macam-macam dan perilaku (gaya) kepemimpinan? 
  5. Bagaimana praktik kepemimpinan dalam pendidikan? 
C. Tujuan Penulisan 
   Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mempelajari dan menambah wawasan mengenai seluk beluk kepemimpinan, mulai dari pengertian, perbedaan dengan manajemen, unsur-unsur, macam-macam, perilaku (gaya) dan praktik dalam pendidikan. 
 
BAB II 
PEMBAHASAN 
 
A. Pengertian Kepemimpinan 
    Istilah kepemimpinan adalah diambil dari bahasa inggris Leadership. Secara umum definisi kepemimpinan meliputi proses memengaruhi dan memotivasi para anggota dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai sebuah sarana atau proses untuk mengajak orang agar bersedia melakukan sesuatu perbuatan dengan sukarela. Kepemimpinan juga dikatakan sebagai proses mengarahkan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan para anggota kelompok.[1]
    Ada beberapa definisi tentang kepemimpinan menurut para ahli. Definisi kepemimpinan menurut Gill (2009) yaitu kemampuan memengaruhi yang dimiliki pemimpin untuk mengarahkan bawahannya menjadi taat, hormat, setia, dan mudah bekerja sama. Yukl (2010) mendefinisikan kepemimpinan adalah proses memengaruhi orang lain untuk memahami dan menyetujui kebutuhan yang harus dipenuhi dan cara melakukannya, serta proses memfasilitasi individu dan kelompok berusaha mencapai tujuan tertentu. 
    Menurut Ralp M. Stogdill kepemimpinan adalah proses memengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisir menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Fred E. Fiedler kepemimpinan adalah individu didalam kelompok yang memberikan tugas pengarahan dan pengorganisasian yang relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok.[2]
   Berdasarkan beberapa definisi diatas, kepemimpinan memiliki tiga implikasi penting (Handoko, 1997). 
  1. Kepemimpinan menyangkut orang lain, anggota atau pengikut yang bersedia untuk menerima pengarahan dari pimpinan; 
  2. Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang mana pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan para anggota dalam melaksanakan suatu kegiatan; 
  3. Dalam memberikan pengarahan kepada anggotanya pemimpin dapat mempergunakan pengaruh agar anggotanya dapat melaksanakan segala perintahnya. Maka kepemimpinan harus memiliki pengaruh sebagai berikut. 
  • Kejujuran terhadap diri sendiri (integrity); 
  • Sikap bertanggung jawab yang tulus (compassion); 
  • Keberanian bertindak sesuai keyakinan (Commitment); 
  • Kepercayaan diri (Confidence); 
  • Kemampuan untuk meyakinkan orang lain (Communication). 
    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah keterampilan seseorang yang mempunyai tanggung jawab untuk memengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.[3]
 
B. Perbedaan Manajemen, Manager dan Kepemimpinan 
   Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang-orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan definisi tersebut, maka manager adalah seorang yang bertindak sebagai perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan pengendali orang-orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk memengaruhi para bawahan agar mereka mampu bekerja sama dalam bekerja secara efesien dan efektif untuk mencapai angka produktivitas kerja sesuai dengan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan juga dapat dikatakan sebagai sifat yang harus dimiliki oleh seorang perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan pengendali orang-orang dan mekanisme kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 
    Jelaslah bahwa manager dalam rangka memanajemeni organisasi agar efisien dan efektif harus mempunyai jiwa, sifat, perilaku, dan karakter kepemimpinan. Manajemen adalah seni dan ilmu serta prosesnya, manager adalah orangnya dan kepemimpinan adalah sifat atau jiwanya.[4]
 
C. Unsur-unsur Kepemimpinan 
    Kepemimpinan berlangsung di dalam sebuah organisasi yang dalam arti statis merupakan wadah dalam bentuk suatu struktur organisasi. Di dalam struktur itu terdapat unit-unit kerja sebagai hasil kegiatan pengorganisasian berupa pembidangan dan pembagian pekerjaan sejenis ke dalam satu unit kerja. Hasil kegiatan pengorganisasian ditempatkan pada posisi bertingkat sesuai dengan berat ringannya beban kerja dan tanggung jawabnya. Dengan demikian tersusun unit kerja secara berjenjang atau bersifat vertikal yang setiap unitnya dipimpin seorang pemimpin. Sedangkan secara keseluruhan dipimpin seorang pimpinan puncak yang posisinya berada paling atas (Wahab, 2013: 83). 
    Menurut Wahab, unsur-unsur utama sebagai esensi kepemimpinan adalah sebagai berikut: 
  1. Unsur pemimpin atau orang yang mempengaruhi; 
  2. Unsur orang yang dipimpin sebagai pihak yang dipengaruhi; 
  3. Unsur interaksi atau kegiatan atau usaha dan proses mempengaruhi; 
  4. Unsur tujuan yang hendak dicapai dalam proses mempengaruhi; 
  5. Unsur perilaku/kegiatan yang dilakukan sebagai hasil mempengaruhi.[5]
D. Macam-macam Kepemimpinan 
  Kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan disebut kepemimpinan. Kepemimpinan terbagi menjadi dua macam. 
 
1. Pimpinan Formal 
    Seseorang yang dipilih sebagai pemimpin adalah hasil keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi. Pemimpin memiliki hak dan kewajiban yang melekat berkaitan dengan posisinya, seperti: 
  • Memiliki dasar legalitas sebagai pemimpin atas penunjukan dari pihak yang berwenang; 
  • Memiliki kekuasaan atau wewenang; 
  • Mendapat dukungan dari organisasi formal maupun atasannya; 
  • Memperoleh balas jasa baik materill atau immateriil tertentu. 
  • Dengan demikian yang termasuk dalam ciri-ciri pimpinan tersebut yakni lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. 
2. Pimpinan Informal 
    Seseorang yang ditunjuk untuk menjadi pemimpin secara tidak formal atau tidak melalui proses pemilihan. Dia mencapai kedudukan itu sebagai seorang yang mampu memengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok tertentu, seperti: tokoh masyarakat, pemuka agama, guru, pengusaha bisnis dan lain-lain.[6]
 
E. Perilaku (Gaya) Kepemimpinan 
   Sub bab ini membicarakan tentang beberapa gaya kepemimpinan yang memengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam memengaruhi perilaku pengikutnya. Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang ditampilkan seseorang pada saat ia memengaruhi perilaku orang lain. Perilaku kepemimpinan yang membuat seseorang menjadi pemimpin yang efektif. Pemimpin yang efektif ialah pemimpin yang menggunakan gaya (style) yang dapat mewujudkan sasarannya, misalnya dengan mendelegasikan tugas, mengadakan komunikasi yang efektif, memotivasi bawahannya, melaksanakan kontrol, dan seterusnya. 
    Beberapa perwujudan perilaku pemimpin dengan orientasi bawahan ialah: 
  1. Penekanan hubungan atasan-bawahan; 
  2. Perhatian pribadi pimpinan pada pemuasan kebutuhan para bawahannya; 
  3. Menerima perbedaan-perbedaan kepribadian, kemampuan, dan perilaku yang terdapat dalam diri dari para bawahan. 
    Gaya kepemimpinan yang sangat menarik yaitu gaya kepemimpinan Likert. Dalam serangkaian penelitiannya, Likert telah mengembangkan suatu ide dan pendekatan penting untuk memahami perilaku pemimpin. Menurut Likert, pemimpin itu dapat berhasil jika bergaya participative management. Gaya ini menekankan bahwa keberhasilan pemimpin adalah jika berorientasi pada bawahan dan komunikasi. Likert (1961 & 1967) merancang empat sistem kepemimpinan sebagai berikut. 
    Sistem 1. Exploitative Authoritative (Otoriter yang memeras)
  • Pemimpin membuat keputusan dan memerintah bawahannya untuk melaksanakannya sekaligus menentukan standar hasil kerja dan cara pelaksanaannya. 
  • Kegagalan pencapaian hasil yang ditetapkan mendapat ancaman dan hukuman. 
  • Pemimpin menaruh kepercayaan kecil sekali terhadap bawahan. 
    Sistem 2. Benevolent Authoratitive (Otoriter yang baik) 
  • Pemimpin masih menentukan perintah, tetapi bawahannya mempunyai kebebasan untuk memberi tanggapan terhadap perintahnya. 
  • Bawahan diberi kesempatan untuk melaksanakan tugasnya dalam batas-batas yang telah ditentukan secara rinci sesuai dengan prosedur. 
  • Bawahan yang telah mencapai sasaran produksi yang ditetapkan akan diberi penghargaan. 
    Sistem 3. Consultative (Konsultatif) 
  • Pemimpin menetapkan sasaran tugas dan memberikan perintahnya setelah mendiskusikan hal tersebut dengan bawahannya. 
  • Bawahan dapat membuat keputusan sendiri mengenai pelaksanaan tugasnya, tetapi keputusan penting dibuat oleh pimpinan tingkat atas. 
  • Pemimpin merasa bahwa bawahan dapat dipercaya untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. 
    Sistem 4. Participative (Partisipatif) 
  • Sasaran tugas dan keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan dibuat oleh kelompok. 
  • Jika pemimpin mengambil keputusan maka keputusan itu diambil setelah memerhatikan pendapat kelompok. 
  • Hubungan antara pemimpin dan bawahan terbuka, bersahabat, dan saling percaya. 
    Likert dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa penerapan sistem 1 dan 2 kan menghasilkan produktivitas kerja yang rendah, sedangkan penerapan sistem 3 dan 4 akan menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi.[7]
 
F. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan 
    Secara sederhana kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain (Makawimbang, 2012: 6). Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien (Makawimbang, 2012: 29). Soetopo dan Soemanto (1982) menjelaskan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan sukarela. 
    Berdasarkan pendapat-pendapat di atas disimpulkan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk memengaruhi, mengkoordinir, dan menggerakkan orang-orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan agar dapat dicapai tujuan pendidikan atau sekolah secara efektif dan efisien. 
 
G. Praktik Kepemimpinan Pendidikan 
  Dalam menjalankan organisasi sekolah dibutuhkan kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah dapat diartikan sebagai proses membina hubungan timbal balik antara pemimpin dengan yang dipimpin dengan mengandalkan kemampuan komunikasi interpersonal sehingga terjalin saling pengertian dan kerjasama antar personil. 
    Terwujudnya sekolah yang unggul tidak terlepas dari efektivitas kepemimpinan kepala sekolah. Efektivitas kepemimpinan kepala sekolah merupakan perilaku manajerial di sebuah sekolah. Karena itu, peranan kepala sekolah sebagai pemimpin adalah proses kepemimpinan pendidikan yang tidak terlepas dari upaya menjalankan manajemen sekolah secara efektif. 
     Kepala sekolah sebagai pimpinan lembaga pendidikan, memiliki tugas melaksanakan, dan mengawasi aktivitas sekolah dengan menyusun tujuan, memelihara disiplin dan mengevaluasi pembelajaran yang dicapai. Kepala sekolah bertanggung jawab untuk memotivasi para guru, pegawai, dan siswa melakukan tindakan sesuai visi, misi, dan tujuan pendidikan. 
    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator kepemimpinan kepala sekolah yang efektif antara lain adalah: 
  1. Memiliki visi yang jelas dan mampu mendorong semua warga sekolah untuk mewujudkannya. 
  2. Memiliki harapan tinggi terhadap prestasi. 
  3. Memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif untuk memperbaiki pembelajaran. 
  4. Mendayagunakan berbagai sumber belajar. 
  5. Memantau kemajuan peserta didik baik secara individual maupun kelompok. 
  6. Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkesinambungan.[8]
BAB III 
PENUTUP 
 
A. Kesimpulan
    Kepemimpinan adalah keterampilan seseorang yang mempunyai tanggung jawab untuk memengaruhi dan menggerakkan orang lain dalam menjalankan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan tertentu. 
   Manajemen adalah seni dan ilmu serta prosesnya, manager adalah orangnya dan kepemimpinan adalah sifat atau jiwanya 
       Kepemimpinan formal adalah seseorang yang menjadi pemimpin atas hasil keputusan dan pengangkatan resmi. Sedangkan kepemimpinan informal adalah seseorang yang menjadi pemimpin yang tidak melalui pengangkatan resmi. 
    Gaya kepemimpinan menurut Likert ada empat sistem, yaitu: 1) Exploitative Authoritative, 2) Benevolent Authoratitive, 3) Consultative, 4) Participative
    Dalam menjalankan organisasi sekolah dibutuhkan kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai pimpinan lembaga pendidikan, memiliki tugas melaksanakan, dan mengawasi aktivitas sekolah dengan menyusun tujuan, memelihara disiplin dan mengevaluasi pembelajaran yang dicapai. 
 
 
DAFTAR PUSTAKA 
Usman, Husaini. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 4. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014 
Rivai, Veitzhal dan Mulyadi, Deddy. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012. 
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010. 
Chairunnisa, Connie. Manajemen Pendidikan dalam Multi Perspektif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016. 
Nur Nasution, Wahyudin. Kepemimpininan Pendidikan di Sekolah. “Jurnal Tarbiyah” Volume 22, No. 1, Januari-Juni, 2015. 
Syukur, Fatah. Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah. Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2011. 
Contoh Makalah. menuaiinfo.blogspot.com/
 
__________________
[1] Veitzhal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012 ), ed. 3, cet. 9, hal 2. 
[2] Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal 125 
[3] Connie Chairunnisa, Manajemen Pendidikan dalam Multi Perspektif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016), hal 108-109 
[4] Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah, (Semarang: Pustaka Rizki Putra,2011), hal17-18 
[5] Wahyudin Nur Nasution, Kepemimpininan Pendidikan di Sekolah, Jurnal Tarbiyah, Vol. 22, No. 1, Januari-Juni, 2015, hal. 68-69. 
[6] Veitzhal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), ed. 3, cet. 9, hal. 3. 
[7] Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 4, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2014), hal 349-352. 
[8] Wahyudin Nur Nasution, Kepemimpininan Pendidikan di Sekolah, Jurnal Tarbiyah, Vol. 22, No. 1, Januari-Juni, 2015, hal. 74-85.

Baca juga: Karya Tulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *