Perencanaan Pendidikan: Sejarah, jenis, dan karakteristiknya
Perencanaan pendidikan merupakan penggunaan analisa yang bersifat rasional dan sistematis terhadap proses pengembangan pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan pendidikan menjadi lebih efektif dan efesien
- Konsep dasar perencanaan pendidikan telah dikenal 25 abad yang lalu, yaitu sejak bangsa Sparta mengembangkan sistem pendidikan yang ditujukan untuk membentuk manusia Sparta di bidang militer, sosial, dan ekonomi.
- Pada abad ke-18 ditemukan tulisan yang berkenaan dengan perencanaan pendidikan yang berjudul Perencanaan Universitas di Rusia karya Diderot.
- Pada abad ke-19 sudah terdapat beberapa perencanaan pembangunan sekolah dan perencanaan pendidikan guru.
- Setelah Perang Dunia I, pada tahun 1923, Rusia dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun I merupakan negara pertama yang menerapkan konsep perencanaan pendidikan, kemudian diikuti Prancis pada tahun 1929, Amerika Serikat pada tahun 1933, Swiss pada tahun 1941, dan Puerto Rico pada tahun 1942.
- Sesudah Perang Dunia II, Inggris pada tahun 1944 melakukan wajib belajar di 146 daerah dan para pejabat daerahnya diminta untuk menyiapkan perencanaan pendidikan.
- Pada tahun 1951, Prancis membentuk komisi Perencanaan Pembangunan Sekolah, Universitas Ilmu Pengetahuan dan Seni.
- Pada tahun 1953, pendidikan merupakan bagian integral dari rencana pembangunan nasional.
- Sejak tahun 1950 beberapa negara yang baru dapat kemerdekaan mulai menerapkan perencanaan pendidikan sebagai instrumen peningkatan pembangunan pendidikan.
- Pada tahun 1951-1955 India dalam Rencana Pembangunan I telah menempatkan pendidikan dalam kerangka pembangunan sosial ekonominya.
- Pada tahun 1960 dilaksanakan Konferensi Karachi yang menghasilkan rencana kerja pembangunan pendidikan di wilayah Asia yang selanjutnya melahirkan Karachi Plan.
Jenis Pendekatan Perencanaan Pendidikan
1. Pendekatan Tuntutan Sosial
Pendekatan ini menitik beratkan pada tujuan pendidikan yang mengandung misi pembebasan terutama bagi negara-negara berkembang yang kemerdekaannya baru saja diperoleh setelah melalui perjuangan pembebasan yang amat lama.
2. Pendekatan Ketenagaan
Pendekatan ini mengutamakan kepada keterkaitan lulusan sistem pendidikan dengan tuntutan terhadap tenaga kerja pada berbagai sektor pembangunan seperti sektor ekonomi, pertanian perdagangan dan industri.
3. Pendekatan Untung Rugi
Pendidikan memerlukan investasi yang besar dan karena itu keuntungan dari investasi tersebut harus dapat diperhitungkan bilamana pendidikan itu memang mempunyai nilai ekonomi.
4. Pendekatan Cost Effektiveness
Pendekatan ini menekankan pada bagaimanakah menggunakan dana yang ada secermat mungkin dengan hasil yang seoptimal mungkin baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Model Perencanaan Pendidikan
1. Model Komprehensif
Model ini digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan secara menyeluruh.
2. Model Pembiayaan dan Keefektifan Biaya
Model ini digunakan untuk menganalisis proyek dengan kriteria efisiensi dan efektivitas.
3. Model PPBS
Planning, Programmming, Budgeting System (PPBS) merupakan suatu pendekatan sistematis dan komprehensif yang berusaha menentukan tujuan, mengembangkan program-program untuk dicapai dengan menggunakan anggaran yang efektif dan efesien.
4. Metode Target Setting
Model ini digunakan untuk memperkirakan atau memproyeksi tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu.
Karakteristik Perencanaan Pendidikan
Gaffar (1978) memberikan karakteristik perencanaan pendidikan sebagai berikut:
1. Harus memberikan kesempatan untuk mengembangkan segala potensi peserta didik secara optimal.
2. Harus komprehensif dan sistematis.
3. Harus dikembangkan dengan memerhatikan keterkaitannya dengan berbagai komponen pendidikan secara sistematis.
4. Harus menggunakan sumber daya secermat mungkin.
5. Harus merupakan sarana untuk mengembangkan inovasi pendidikan.
Praktik Perencanaan Pendidikan
Bangsa kita adalah bangsa yang senang berkumpul-kumpul dan kaya dengan perencanaan. Bangsa kita adalah bangsa yang paling hebat dalam membuat perencanaan. Ketika berkumpul cenderung timbul semangat untuk membuat perencanaan. Dalam proses merencanakan kita semua biasanya sangat bersemangat, bahkan kadang-kadang rencana itu muluk-muluk, tidak sesuai dengan keadaan sehingga menjadi sangat tidak realistis. Namun, setelah mulai memasuki tahap pelaksanaan semangat yang menggebu-gebu tadi mulai menurun. Mungkin semua pikiran dan tenaga telah terkuras habis-habisan dalam tahap perencanaan sehingga dalam tahap melaksanakan sudah kehabisan tenaga dan semangat. Akhirnya, rencana tinggal rencana.
Baca juga: Pendidikan