Pendidikan

Pengertian Pendidikan: Konsep, Hakikat dan Teorinya

Pengertian Pendidikan

Pengertian Pendidikan. Manusia merupakan makhluk yang diciptakan dengan memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan makhluk lain yang hidup di dunia ini. Manusia adalah makhluk yang sempurna karena memiliki sifat-sifat fisik maupun psikis yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan hidupnya. Semua sifat dasar yang dimiliki manusia akan tumbuh dan berkembang secara alamiah. Manusia mengalami proses perkembangan fisik dan psikisnya secara normal melalui proses yang secara sadar diarahkan kepada tercapainya berbagai sifat baik tersebut, proses itu disebut pendidikan. 

Dalam proses pendidikan, manusia berperan sebagai subjek sekaligus sasaran pendidikan. Pendidikan membantu manusia dalam mengembangkan potensi-potensi kemanusiaan yang ada dalam dirinya. Potensi kemanusiaan merupakan benih untuk mengembangkan seseorang menjadi manusia seutuhnya. Pemahaman dari pendidik terhadap potensi-potensi dan sifat hakikat manusia sangat penting agar pendidikan mencapai tujuan yang diharapkan yaitu memanusiakan manusia. Pendidikan harus diarahkan kepada pencapaian tujuan itu melalui perumusan dan penerapan konsep pendidikan. 

Masalah utama dalam pendidikan adalah bagaimana mengembangkan semua kemampuan dasar yang dimiliki manusia sejak lahir itu akan dapat berkembang, sehingga manusia dapat berperan baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial dengan tetap berada di dalam lingkup hakikat kemanusiannya. Menurut Sukardjo (2009:3) salah satu cara untuk dapat menghilangkan atau memperkecil permasalahan yang timbul adalah dengan berpijak pada teori-teori pendidikan. Dengan demikian, penguasaan atas dasar-dasar pendidikan diharapkan menjadi cakrawala yang dapat memberikan bekal bagi pelaku pendidikan dalam rangka memperkecil persoalan pendidikan dan memecahkan beragam permasalahan pendidikan pada umumnya. 

Oleh karena itu, pada tulisan ini penulis berusaha menyajikan pembahasan mengenai pengertian, konsep dan teori pendidikan. Mari kita telaah bersama! 

Hakikat Pendidikan 

Pada dasarnya pengertian pendidikan merujuk UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:232) diyatakan bahwa pengertian pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Jadi, pengertian pendidikan merupakan sebuah proses, yakni proses perubahan perilaku baik individu ataupun sekelompok orang, dengan tujuan untuk membuat individu-individu tersebut dewasa. Maksud dewasa di sini adalah bahwa individu itu mencapai kematangan dalam pikiran dan pandangan. Dalam pengertian pendidikan ini juga terkandung upaya atau usaha yang dilakukan dalam kegiatan pendidikan, yakni melalui pengajaran dan latihan. 

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pendidikan yaitu, tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Hal ini berarti bahwa pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. 

Menurut seorang ahli pendidikan bangsa Belanda, Langeveld mengemukakan bahwa pengertian pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Herbert Spencer, filosof Inggris yang hidup tahun 1820-1903 M mengatakan bahwa pendidikan itu ialah menyiapkan seseorang agar dapat menikmati kehidupan yang bahagia. Sedangkan menurut Rousseau filosof Prancis, (1712-1778 M) mengatakan bahwa pendidikan ialah pembekalan diri kita dengan sesuatu yang belum ada pada kita sewaktu masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya di waktu dewasa. John Dewey filosof Chicago, (1859-1952 M) juga mengatakan bahwa pendidikan adalah membentuk manusia baru melalui perantaraan karakter dan fitrah, serta dengan mencontoh peninggalan-peninggalan budaya lama masyarakat manusia. 

Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya. 

Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu cita-cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. 

Teori Pendidikan 

Menurut Kerlinger, teori adalah seperangkat konstruksi (konsep), definisi, dan preposisi yang saling berhubungan yang menghadirkan suatu fenomena secara sistematis dengan merincikan hubungan antara variabel-variabel yang bertujuan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena tersebut. Dengan demikian, sebuah teori terdiri atas konsep, definisi, dan proposisi yang saling berhubungan, sehingga dapat menjelaskan dan meramalkan suatu fenomena dengan memerinci terlebih dahulu hubungan antara konsep, definisi, dan preposisi tersebut. 

Dalam pengembangan ilmu, teori memiliki peranan sebagai berikut. 

1. Teori sebagai orientasi, yakni memfokuskan pada kumpulan fakta-fakta mana saja yang diperlukan. 

2. Teori sebagai konseptual dan klasifikasi, yakni dapat memberikan petunjuk kejelasan hubungan antarkonsep atas dasar klasifikasi tertentu. 

3. Teori sebagai generalisasi, yakni memberikan rangkuman terhadap generalisasi empirik dari berbagai proposisi. 

4. Teori sebagai peramal fakta, yakni membuat prediksi-prediksi tentang adanya fakta dengan cara membuat ektrapolasi (ramalan) dari yang sudah diketahui kepada yang belum diketahui. 

Teori menunjukkan adanya kesenjangan dalam pengetahuan kita, sehingga memberi kesempatan kepada kita untuk melengkapi, menjelaskan, dan mempertajamnya.  Mudyahardjo (2001:91) mengartikan sebuah teori dalam sosok teori yang terdiri dari bentuk dan isi. Dilihat dari bentuknya, teori merupakan sistem konsep-konsep yang terpadu, menerangkan, dan meramalkan (prediktif). Dilihat dari isinya, sebuah teori berisi konsep-konsep yang berfungsi sebagai asumsi (dasar/titik tolak pemikiran) dan definisi (konotatif atau denotatif) yang menyatakan makna dari istilah-istilah yang dipergunakan dalam menyusun teori. 

Dari definisi-definisi di atas, dapat penulis simpulkan bahwa teori adalah beberapa atau kumpulan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lain dan berfungsi untuk menerangkan dan meramalkan suatu fenomena (gejala atau kejadian). 

Dalam pendidikan terdapat klasifikasi teori pendidikan yang akan dijabarkan lebih luas lagi sehingga dapat menambah referensi mengenai teori-teori pendidikan. Adapun beberapa teori-teori pendidikan tersebut antara lain: 

1. Behaviorisme 

   Kerangka kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari behaviorisme adalah nature of human being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang empirisme adalah How we know what we know (bagaimana kita tahu apa yang kita tahu). Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari pengalaman (empiris). 

   Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba menerangkan dalam pembelajaran bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa perilaku yang diberikan pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Tokoh aliran behaviorisme antara lain yaitu Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan Thorndike. 

2. Kognitivisme

   Kerangka kerja atau dasar pemikiran dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki asumsi filosofis yaitu the way in which we learn (pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rasionalisme. Menurut aliran ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha menjelaskan dalam belajar bagaimana orang-orang berpikir. Oleh karena itu dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks. Jadi, menurut teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran Kognitivisme antara lain yaitu Piaget, Bruner, dan Ausebel. 

3. Konstruktivisme 

   Menurut teori konstruktivisme yang menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehingga mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang bermakna. Jadi, dalam pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar. 

   Menurut teori ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain yaitu Von Glasersfeld dan Vico. 

4. Humanistik 

   Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. 

   Menurut aliran Humanistik para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapa psikolog humanistik melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi lebih baik dan belajar. Secara singkat pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik. Dalam teori humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. 

   Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat manusia yang dimilikinya. Manusia memerlukan pendidikan agar dapat bersosialisasi dengan manusia yang lain secara baik, dengan itu istilah ”memanusiakan manusia” yang merupakan salah satu tujuan dari pendidikan akan berhasil dicapai. Definisi tentang pendidikan banyak sekali ragamnya. Hal ini dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik. Sebelum berlabuh lebih jauh tentang pendidikan, alangkah baiknya kita memahami terlebih dahulu dasar-dasar pendidikan, salah satunya ialah dengan menambah wawasan pengetahuan mengenai konsep dan teori pendidikan. 

Referensi

Mudyaharjo, Redja. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001. 
Pidarta, Made. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2007. 
Rohman, Arif. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : LaksBang Mediatama, 2009.
Setyamidjaja, Djoehana. Landasan Ilmu Pendidikan. Bogor: Universitas Pakuan Bogor, 2002.
Sukardjo. Landasan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Sukmadiata, N.S. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kusuma Karya, 2004.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1995.
Uno, Hamzah B. Orientasi dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Baca juga: Pendidikan

2 komentar pada “Pengertian Pendidikan: Konsep, Hakikat dan Teorinya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *