KBBI dan UKBI: Pengertian, Peranan dan Fungsinya
KBBI dan UKBI. Bahasa merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia memerlukan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama, karena manusia memang diciptakan sebagai makhluk sosial yang pasti setiap harinya memerlukan bahasa untuk berinteraksi dengan sesama manusia.
Keterampilan berbahasa menjadi penting karena pada kenyataannya manusia kurang memiliki ketrampilan berbahasa yang baik dan benar sesuai KBBI. Demi menjaga kelestarian bahasa indonesia yang baik dan benar. Sangat penting mengetahui bahasa indonesia yang baik menurut KBBI.
Setelah mengetahui bahasa Indonesia yang sesuai KBBI. Pelaksanaan atau penerapan nya dikehidupan sehari-hari perlu digalakkan. Maka, UKBI perlu diadakan agar kita mengetahui sejauh apa kita memahami bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai KBBI. Karena bahasa adalah jiwa bangsa, maka kita sebagai penerus sudah sepantasnya melestarikan bahasa Indonesia sesuai KBBI.
Sejarah Penerbitan KBBI
1. Edisi pertama (1988)
Edisi pertama adalah hasil pengembangan dari Kamus Bahasa Indonesia yang terbit pada tahun 1983. Kamus ini baru memuat 62.100 lema.
2. Edisi kedua (1991)
Edisi kedua adalah revisi pertama KBBI dan memuat 72.000 lema.
3. Edisi ketiga (2005)
Edisi ketiga memuat 78.000 lema. Menurut Dr. Dendy Sugono, Kepala Pusat Bahasa, kamus ketiga ini masih terasa banyak sekali kosakata yang belum masuk. Tetapi harap diingat bahwa KBBI adalah Kamus Umum berisi kosakata umum, sehingga dalam kamus tidak termasuk berbagai istilah. Untuk penggunaan kamus bidang ilmu tertentu Pusat Bahasa juga memiliki kamus istilah.
4. Edisi keempat (2008)
Edisi keempat memuat lebih dari 90.000 lema. Pada edisi ini KBBI diperkaya kosakata yang berasal dari kamus istilah, pada edisi ini kamus disusun berdasarkan paradigma.
5. Edisi kelima (2016)
Edisi kelima resmi diluncurkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy pada 28 Oktober 2016 . Pada edisi ini, KBBI memuat 127.036 lema yang versi cetaknya setebal 2.040 halaman, hampir dua kali lipat versi sebelumnya, 1.400-an halaman.
Pengertian KBBI dan UKBI
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kamus ekabahasa resmi bahasa Indonesia yang disusun oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan diterbitkan oleh Balai Pustaka. Kamus ini menjadi acuan tertinggi bahasa Indonesia yang baku, karena kamus ini merupakan kamus bahasa Indonesia terlengkap dan yang paling akurat yang pernah diterbitkan oleh penerbit yang memiliki hak paten dari pemerintah Republik Indonesia yang dinaungi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
UKBI adalah sarana untuk mengukur kemahiran berbahasa Indonesia, model tesnya sama seperti TOEFL (Test Of English as a Foreign Language) dan IELTS (International English Language Testing System).
Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) dikembangkan oleh badan pengembangan dan pembinaan bahasa pada tahun 1997, kemudian pada tahun 2003 UKBI mendapatkan sertifikasi dari Menteri Pendidikan Nasional pada No. 152/U/2003 sebagai bentuk pembakuan dari UKBI tersebut. UKBI diakui secara resmi penggunaannya oleh Dr. Bambang Subidyo selaku Menteri Pendidikan Nasional pada tahun 2006.
Sistem yang diterapkan pada Tes UKBI
Hampir ketiganya memiliki sistem yang sama.
No | UKBI | TOEFL | IELTS |
1. | Mendengarkan | Listening | Listening |
2. | Merespons kaidah | Grammar structur | Interview |
3. | Membaca | Reading | Reading |
4. | Menulis | Writing/Essay | Writing |
5. | Berbicara |
Jenis-Jenis Tes Bahasa
1. Tes Kemampuan Menyimak atau Mendengarkan
Adalah kemampuan peserta tes untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara lisan langsung oleh pembicara atau sekedar rekaman audio atau video. Disamping rincian tentang identifikasi dan rincian kemampuan tes menyimak seperti diuraikan di atas bagian yang penting lain adalah pemilihan wacana untuk dipahami dengan memperdengarkannya kepada peserta tes, dari wacana itulah nantinya sejumlah pertanyaan harus dijawab oleh peserta tes sesuai dengan pemahamannya terhadap isi wacana.
2. Tes Kemampuan Memabaca
Pada dasarnya mengacu pada sasaran yang sama dengan tes menyimak dalam memahami wacana yang diungkapkan secara lisan. Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada mediumnya yang satu diungkapkan secara lisan, yang lain secara tertulis pada tes menyimak wacana yang harus dipahami ialah wacana lisan yang didengar langsung atau lewat rekaman, sedangkan pada tes membaca wacana yang dihadapi berupa wacana yang disampaikan melalui media tertulis.
3. Tes Kemampuan Berbicara
Berbicara berarti mengungkapkan gagasan atau pikiran secara lisan dengan mengungkapkan apa yang difikirkan seseorang dapat membuat orang lain yang diajak bicara mengerti apa yang ada di dalam pikirannya agar orang lain dapat menangkap dan memahami apa yang diungkapkan secara lisan, seseorang yang berbicara perlu memperhatikan rambu-rambu yang perlu dipenuhi.
4. Tes Kemampuan Menulis
Hubungan antara kemampuan berbicara dan kemampuan menulis keduanya merupakan kemampuan bahasa aktif-produktif yang mengasumsikan adanya isi masalah yang hendak disampaikan disamping penataan yang sistematis terhadap isi masalah tersebut agar dapat dipahami dengan baik oleh pembaca maupun pendengar.
5. Tes Kemampuan Melafalkan
Kemampuan melafalkan meliputi kemampuan untuk menggunakan bahasa dengan ucapan yang benar dapat dimengerti dan dapat diterima dengan pelafalan yang benar terhadap berbagai bunyi bahasa, suku kata, kata-kata, frasa, kalimat, dan wacana pada umumnya. Isi fikiran yang diungkapkan seorang pemakai bahasa akan dapat dimengerti tanpa salah pengertian, kebingungan atau perasaan aneh dipihak mereka yang mendengarkan
6. Tes Kemampuan Kosa Kata
Kosa kata dipahami sebagai perbendaharaan kata-kata dalam berbagai bentuknya yang meliputi kata-kata lepas dengan atau tanpa imbuhan, dan kata-kata yang merupakan gabungan dari kata-kata yang sama atau berbeda, masing-masing dengan artinya sendiri. Tes kosa kata adalah tes tentang penguasaan yang bersifat pasif-reseptif dan penguasaan yang bersifat aktif-produktif.
7. Tes Kemampuan Tata Bahasa
Tata bahasa sebagai bagian dari paparan tentang bahasa yang berkaitan dengan kemampuan tentang kata pada tataran morfologi, dan kemampuan tentang kalimat pada tataran sintaksis. Kemampuan tentang kata meliputi pemahaman dan penggunaan kata masing-masing dengan bagian-bagian yang memiliki arti dan dikenal sebagai morfem. Sedangkan kemampuan tentang kalimat meliputi tentang pemahaman dan penyusunan kalimat, baik kalimat tunggal dengan berbagai bentuk dan susunannya maupun kalimat majemuk dalam berbagai bentuk dan jenis penggabungan.
Peranan dan Fungsi KBBI dan UKBI
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan untuk mengungkapkan suatu ungkapan atau memberikan informasi kepada seseorang yang dituju, mengungkapkan suatu bahasa tidaklah mudah karena dalam menyampaikan suatu ungkapan atau informasi membutuhkan kemahiran dalam pemilihan diksi atau pilihan kata yang tepat agar objek yang di tuju memahami apa yang disampaikan kepadanya, maka dari itu UKBI mempunyai peranan penting untuk mengukur kualitas seseorang dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar terutama dalam bahasa baku.
Hakikat dan fungsi KBBI ibarat pintu masuk, dengan adanya kamus maka ketidakjelasan bahkan kerancuan kosa kata makna sebuah kata bisa ditempatkan secara pasti dan tepat. Jadi kamus sangat berperan penting sebagai alat untuk memahami kosa kata asing yang perlu memperoleh padanan atau pengertian dalam bahasa Indonesia.
UKBI bertujuan untuk memberikan penilaian standar kemampuan seseorang (pengguna bahasa Indonesia) dalam berbahasa Indonesia tanpa mempertimbangkan kapan, di mana, dan bagaimana kemampuan itu diperoleh. Contoh lainnya, untuk masuk ke lingkungan Balai Bahasa Yogyakarta, tes ini wajib diikuti oleh mahasiswa asing yang mengambil kuliah Bahasa atau Sastra Indonesia. Balai Bahasa Yogyakarta sendiri merupakan cabang dari Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Balai Bahasa Yogyakarta terletak di Jalan I Dewa Nyoman Oka 34, Yogyakarta.
Referensi
Wikipedia. KBBI. Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kamus_Besar_Bahasa_Indonesia
Majalah Media Watch Habibie Center. Artikel: Penggunaan Bahasa dalam Media. No 49/15. Edisi 15 September-15 Oktober 2006.
Hindun. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar. Depok: Nufa Citra Mandiri, 2014.
Baca juga: Pendidikan